Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengakui bahwa situasi pangan Korea Utara saat ini "genting", memicu kekhawatiran di negara yang menderita kelaparan dahsyat pada 1990-an yang menyebabkan ratusan ribu orang tewas.
Negara miskin, yang berada di bawah berbagai sanksi internasional atas senjata nuklir dan program rudal balistiknya itu, telah lama berjuang untuk memberi makan rakyatnya sendiri. Negeri komunis itu kerap menderita kekurangan pangan kronis.
Tahun lalu, pandemi virus Corona dan serangkaian badai musim panas dan banjir menimbulkan lebih banyak tekanan pada ekonomi yang lesu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diberitakan AFP, Rabu (16/6/2021), pada sidang pleno komite pusat Partai Buruh Korea yang berkuasa, Kim mengatakan ekonomi membaik tahun ini, dengan output industri tumbuh 25 persen dari tahun sebelumnya. Demikian kantor berita resmi Korut, KCNA melaporkan Rabu (16/6) ini.
Namun, Kim menambahkan bahwa ada "serangkaian penyimpangan" karena sejumlah tantangan.
"Situasi pangan masyarakat sekarang semakin genting karena sektor pertanian gagal memenuhi rencana produksi biji-bijian karena kerusakan akibat topan tahun lalu," kata Kim.
Serangkaian topan musim panas lalu memicu banjir yang menghancurkan ribuan rumah dan menggenangi lahan pertanian.
Simak juga 'Gaya Kim Jong-un Pimpin Rapat Ekonomi Korea Utara':
Kim menyerukan langkah-langkah untuk meminimalkan dampak bencana alam seperti itu, dengan mengatakan bahwa memastikan panen yang baik adalah "prioritas utama".
KCNA melaporkan bahwa sidang pleno itu juga membahas "sifat berkepanjangan" dari pandemi virus Corona.
Pyongyang memiliki infrastruktur medis yang buruk dan kekurangan obat-obatan kronis. Para pengamat mengatakan wabah Corona akan mendatangkan malapetaka di negara yang terisolasi itu.
Korea Utara memberlakukan lockdown (penguncian) ketat ketika menutup perbatasannya pada Januari tahun 2020 lalu untuk menghentikan penyebaran virus Corona dari negara tetangga China, tempat virus itu pertama kali muncul sebelum melanda dunia.
Sebelumnya pada April lalu, Kim mengatakan kepada warganya untuk bekerja keras untuk menghadapi "situasi terburuk yang pernah ada".