Naftali Bennett Jadi PM, Iran Yakin Kebijakan Israel Tak Akan Berubah

Naftali Bennett Jadi PM, Iran Yakin Kebijakan Israel Tak Akan Berubah

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 14 Jun 2021 16:19 WIB
Israels new prime minister Naftali Bennett holds a first cabinet meeting in Jerusalem Sunday, June 13, 2021. Israels parliament has voted in favor of a new coalition government, formally ending Prime Minister Benjamin Netanyahus historic 12-year rule. Naftali Bennett, a former ally of Netanyahu became the new prime minister (AP Photo/Ariel Schalit)
PM baru Israel, Naftali Bennett (dok. AP/Ariel Schalit)
Teheran -

Otoritas Iran turut mengomentari terpilihnya pemerintahan baru Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Naftali Bennett. Iran menyatakan pihaknya tidak mengharapkan perubahan kebijakan luar negeri dan keamanan di bawah pemerintahan baru Israel tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Senin (14/6/2021), tanggapan terhadap pemerintahan baru Israel yang dilantik Minggu (13/6) waktu setempat, disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, melalui pernyataan pada Senin (14/6) waktu setempat.

"Musuh-musuh Iran telah pergi dan Iran yang kuat masih ada di sini," tegas Khatibzadeh seperti dikutip kantor berita ISNA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak berpikir kebijakan-kebijakan Israel akan berubah dengan pemerintahan baru," ujarnya.

Pemerintahan baru Israel yang dipimpin Bennett sebagai PM baru, resmi dilantik pada Minggu (13/6) malam waktu setempat. Pelantikan digelar setelah parlemen Israel atau Knessett menyetujui koalisi pemerintahan baru itu dalam voting dengan hasil 60 suara mendukung dan 59 suara menolak.

ADVERTISEMENT

Hasil voting Knessett itu berarti mengakhiri kepemimpinan Benjamin Netanyahu sebagai PM Israel selama 12 tahun terakhir, dan mengakhiri kebuntuan politik selama dua tahun sejak pemilu Israel tidak bisa memberikan hasil yang menentukan.

Pemerintahan baru ini terdiri atas koalisi sejumlah partai politik Israel yang dipimpin Bennett yang memimpin Partai Yamina dan Yair Lapid yang memimpin Partai Yesh Atid, dengan tujuan utama melengserkan Netanyahu.

Dalam pidato terakhirnya sebagai PM Israel di hadapan Knessett, Netanyahu menyerang Bennett dengan menyebutnya tidak akan dan tidak mampu menangkal ancaman Iran.

"Saya mendengar apa yang dikatakan Bennett (soal posisi teguh melawan Iran), dan saya khawatir, karena Bennett melakukan kebalikan dari apa yang dia janjikan. Dia akan memerangi Iran dengan cara yang sama dia tidak akan duduk dengan Lapid, Buruh, dan Ra'am (Partai Arab Bersatu di Israel-red)," sebutnya.

"Bennett tidak memiliki kedudukan internasional, tidak tidak memiliki kredibilitas, dia tidak memiliki kemampuan, dia tidak memiliki pengetahuan dan dia tidak memiliki dukungan pemerintah untuk memungkinkan dia melakukan pertahanan nyawa (melawan Iran)," tegas Netanyahu.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads