Yadah juga diyakini terlibat dalam penculikan empat orang, termasuk dua turis Kanada, tahun 2015. Kedua warga Kanada itu dipenggal secara terpisah oleh militan Abu Sayyaf yang menyandera mereka, termasuk Mujir Yadah yang merupakan saudara laki-laki Injam Yadah. Pemenggalan dilakukan setelah batas waktu pembayaran uang tebusan berakhir.
Seorang militan Abu Sayyaf lainnya yang tewas dalam baku tembak pada Minggu (13/6) waktu setempat diidentifikasi sebagai Al Sawadjaan. Letnan Kolonel Wilfredo Borgonia, yang merupakan komandan batalion infanteri militer Filipina, menyebut Sawadjaan sebagai perakit bom dan calon pengebom bunuh diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam operasi tersebut, tentara Filipina menyita sebuah senapan, sebuah pistol, bahan-bahan bom dan 15 buah telepon genggam. Mereka juga menangkap istri Yadah, sedangkan ketiga anak Yadah 'diselamatkan'.
Lebih lanjut disebutkan bahwa Sawadjaan merupakan adik laki-laki dari komandan Abu Sayyaf lainnya yang bernama Mundi Sawadjaan. Mundi menjadi tersangka utama dalam serangkaian serangan bom bunuh diri di Sulu, dalam beberapa tahun terakhir.
Sawadjaan bersaudara diketahui tergabung dalam faksi Abu Sayyaf yang menyatakan sumpah setia kepada militan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Sepanjang tahun ini, menurut data militer Filipina, sedikitnya 18 militan Abu Sayyaf tewas dibunuh, kemudian 17 militan lainnya ditangkap dan 86 lainnya menyerahkan diri di wilayah Sulu.
Filipina dan Amerika Serikat (AS) secara terpisah menetapkan Abu Sayyaf sebagai organisasi teroris atas pengeboman, penculikan demi tebusan dan pemenggalan yang mereka lakukan. Kelompok ini diduga melemah setelah mengalami kekalahan dalam sejumlah pertempuran, adanya anggota yang menyerahkan diri dan faksionalisme, namun diketahui tetap menjadi ancaman keamanan nasional di Filipina.
(nvc/ita)