Sebuah provinsi di Pakistan memutuskan untuk memblokir ponsel orang-orang yang menolak untuk disuntik vaksin COVID-19. Sebuah langkah terbaru untuk menghukum mereka yang tidak divaksinasi di negara yang baru sebagian kecil saja dari populasi yang telah divaksinasi.
Hal ini diumumkan setelah provinsi Sindh menyatakan bahwa pegawai negeri sipil yang menolak untuk divaksinasi tidak akan digaji mulai Juli mendatang.
Gelombang ketiga infeksi Corona telah mulai stabil di Pakistan setelah berminggu-minggu pembatasan ketat. Di Punjab - provinsi terpadat di negara itu yang mencakup kota besar Lahore - permintaan vaksinasi telah melambat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya ini hanya usulan, tetapi orang-orang sangat ragu untuk divaksinasi sehingga keputusan pun dibuat," kata Hammad Raza, juru bicara Departemen Kesehatan Dasar Punjab seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (11/6/2021).
Dia mengatakan badan telekomunikasi negara akan memutuskan bagaimana menerapkan tindakan pemblokiran tersebut.
Peluncuran vaksinasi nasional Pakistan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir dengan lebih dari 200.000 dosis vaksin Corona diberikan hampir setiap hari, tetapi itu hanya menambahkan sebagian kecil dari 220 juta populasi.
Sejauh ini, hampir 10,5 juta dosis vaksin telah diberikan, dengan China memasok sebagian besar vaksin.
Tetapi kekhawatiran tentang efek samping dari vaksinasi, ditambah dengan informasi yang salah yang menyebabkan kemandulan atau kematian dalam dua tahun, telah memicu keraguan akan vaksin.
"Jadi kampanye informasi oleh pemerintah tidak akan berhasil untuk jangka pendek. Mereka harus menggunakan undang-undang untuk memastikan semua orang mendapat vaksinasi," imbuhnya.
Langkah itu disambut dengan keprihatinan oleh beberapa warga Pakistan di Lahore.
"Akan sulit bagi saya jika saya tidak dapat menggunakan telepon saya, tetapi saya sangat takut dengan vaksinnya," kata Saima Bibi, seorang pekerja rumah tangga di Lahore.
"Anda tidak bisa memaksa seseorang untuk divaksinasi," ujar Farwa Hussain, seorang guru di Rawalpindi.
Pakistan sejauh ini telah mencatat lebih dari 940.000 kasus infeksi virus Corona dan 21.500 kematian. Namun, dengan pengujian terbatas dan sektor perawatan kesehatan yang bobrok, banyak yang khawatir jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.