Amerika Serikat (AS) menawarkan imbalan hingga US$ 3 juta (Rp 42,5 miliar) untuk setiap informasi soal serangan terhadap warga AS di Irak.
Seperti dilansir AFP, Jumat (11/6/2021), pengumuman ini disampaikan sehari setelah serangan tiga drone yang dipasangi peledak di bandara Baghdad, Irak, yang menjadi lokasi penugasan tentara AS. Tawaran imbalan itu merupakan bagian program Hadiah untuk Keadilan dari Departemen Kehakiman AS.
"Hai warga Irak yang beriman, para teroris pengecut menyerang misi diplomatik AS di Irak, kemudian mereka kabur untuk bersembunyi di antara warga sipil," demikian pernyataan dalam bahasa Arab pada akun Twitter milik program Hadiah untuk Keadilan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Amerika menawarkan hadiah hingga US$ 3 juta untuk informasi soal serangan-serangan yang direncanakan atau yang telah terjadi terhadap instalasi diplomatik Amerika," imbuh pernyataan yang disertai sebuah video tersebut.
Baca juga: 5 Roket Hantam Pangkalan Udara Irak |
Pernyataan itu juga menyertakan nomor telepon AS, dan menyatakan bahwa informasi bisa dikirimkan via aplikasi pesan Whatsapp, Telegram atau Signal.
Kepentingan-kepentingan AS berulang kali diserang sejak Oktober 2019, termasuk dengan roket. AS seringkali menyalahkan faksi-faksi milisi yang didukung Iran di Irak sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan-serangan itu.
Sejak awal tahun ini, tercatat ada total 42 serangan menargetkan kedutaan besar AS di Baghdad, pangkalan militer Irak yang menjadi markas tentara AS, atau konvoi Irak yang membawa pasokan logistik. Serangan terbaru pada Rabu (9/6) dilancarkan dengan menggunakan tiga drone yang dipasangi peledak. Salah satu drone berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara.
Masih pada Rabu (9/6) waktu setempat, serangan lima roket ditargetkan ke pangkalan udara Balad di Irak, yang menjadi lokasi penugasan kontraktor AS. Serangan roket itu tidak memicu korban jiwa maupun kerusakan.
Lihat juga video 'Denmark Sumbang Rp 115 Miliar ke Irak untuk Lawan ISIS':