Presiden Prancis Emmanuel Macron akan terus menyapa orang banyak selama tur nasionalnya, meskipun ada kekhawatiran keamanan yang membuatnya ditampar oleh seorang pria di wilayah selatan Prancis.
Macron tampak menganggap enteng insiden penamparan yang dialaminya pada hari Selasa (8/6) waktu setempat di desa Tain l'Hermitage, menyebutnya sebagai "peristiwa tersendiri" dan "kebodohan". Di hari yang sama setelah insiden itu, dia bahkan tetap pergi untuk mengobrol dengan warga dalam kunjungannya di kota terdekat Valence.
"Jelas perjalanannya akan berlanjut: presiden akan tetap berhubungan dengan publik Prancis," kata juru bicara pemerintah Gabriel Attal seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (10/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini benar-benar tidak dapat dipahami jika orang-orang harus kehilangan kontak dengan presiden karena individu tertentu yang ingin menantangnya," cetus Attal.
Penyerang Macron, seorang pria berusia 28 tahun yang diidentifikasi sebagai Damien T., tetap dalam tahanan polisi dan diperkirakan akan didakwa menyerang seorang tokoh masyarakat, dengan ancaman hukuman penjara maksimum tiga tahun.
Sumber polisi mengatakan bahwa Damien T. tidak memiliki catatan kriminal dan temannya menggambarkannya sebagai orang yang pemalu dan pendiam.
Tamparan itu telah memicu perdebatan tentang apakah aman bagi Macron untuk melanjutkan pertemuan spontan dengan anggota masyarakat.
Macron memulai tur nasional Prancis minggu lalu, berjanji untuk "mengukur denyut nadi" negara itu dua minggu sebelum pemilihan regional dan 10 bulan sebelum pemilihan presiden.