Duka Kakak-beradik di Negeri Jiran Sebab Corona Renggut Orang Tua

Round-Up

Duka Kakak-beradik di Negeri Jiran Sebab Corona Renggut Orang Tua

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 08 Jun 2021 20:14 WIB
Health workers wearing Personal Protective Equipment (PPE) carry a coffin during a funeral for a COVID-19 victim in Klang, Malaysia, Sunday, May 23, 2021. Malaysia unexpectedly imposed a one-month lockdown through June 7, spooked by a sharp rise in cases, more-infectious variants and weak public compliance with health measures. (AP Photo/Vincent Thian)
Ilustrasi, situasi pandemi di Malaysia (Foto: AP/Vincent Thian)
Kuala Lumpur -

Pria asal Malaysia bernama Muhammad Haidir Rodzi (23) dan 4 adiknya tengah berduka lantaran kedua orang tua mereka meninggal dunia. Kedua orang tua Haidir meninggal dunia usai dinyatakan positif terpapar Corona.

Diketahui, ayahnya yang bernama Rodzi Tahar (55) mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Tampin pada 31 Mei dan enam hari kemudian, ibu mereka Nazita Idris (45) meninggal di Rumah Sakit Tuanku Ja'afar.

"Kami benar-benar sedih tetapi kami menerima ini adalah kehendak Allah. Yang paling menyedihkan adalah kami tidak bisa memberikan penghormatan terakhir kami kepada orang tua kami, menyentuh dan mencium mereka untuk terakhir kalinya tetapi doa kami selalu menyertai mereka," kata Muhammad Haidir dilansir dari Bernama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhammad Haidir dan keempat adiknya, Muhammad Hairie (20), Nurhairieka (18), Muhammad Haiqiel (13), dan Muhammad Khierzamani (7) kini tinggal di rumah keluarga di Sunggala, Port Dickson, Malaysia.

ADVERTISEMENT

Pesan Terakhir Sang Ibu

Muhammad Haidir Rodzi masih mengingat pesan ibunya dengan jelas, bahwa ia harus menjaga keempat adiknya. Haidir tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa pesan itu adalah kata-kata terakhir ibunya kepada dirinya sebagai anak tertua di keluarga untuk mengambil alih tanggung jawab mengasuh keempat adiknya, setelah kedua orang tuanya meninggal karena infeksi virus Corona.

Kronologi Ortu Terpapar Corona

Haidir bercerita ayahnya mengalami demam ringan pada 26 Mei. Kemudian, ayahnya menjalani tes Corona pada 29 Mei dan dinyatakan positif Corona.

Namun, kabar buruk datang dari dokter yang memberi tahu mereka bahwa ayah mereka telah meninggal pada pukul 4.30 pagi keesokan harinya.

"Hal yang paling menyedihkan adalah ketika almarhum ayah saya tidak punya waktu untuk berbicara dengan kami setelah dirawat di rumah sakit. Ayah saya memiliki riwayat tekanan darah tinggi, diabetes dan penyakit ginjal sedangkan ibu saya memiliki tekanan darah tinggi. Jadi mereka berdua dalam bahaya," tutur Muhammad Haidir.

"Kami masih belum tahu dari mana sumber infeksi atau kontak dekat," katanya.

Karena juga mengalami gejala serupa, ibunya akhirnya juga menjalani tes Corona dan juga terkonfirmasi positif Corona. Ibunda meninggal 6 hari setelah kepergian sang ayah untuk selama-lamanya.

Dalam keadaan berduka, Haidir mengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi instruksi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan tidak meremehkan penyebaran virus yang dapat merenggut nyawa orang-orang yang dicintai.

(isa/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads