Kisah Pilu 5 Kakak-Beradik Kehilangan Orangtua karena Corona

Kisah Pilu 5 Kakak-Beradik Kehilangan Orangtua karena Corona

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 08 Jun 2021 11:48 WIB
Petugas medis mempersiapkan ruangan yang akan digunakan untuk pasien COVID-19 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Kamis (30/4/2020). Peralatan medis ini didatangkan oleh CT Corp, bersama Bank Mega serta dukungan Indofood dan Astra Group.
ilustrasi (Foto: Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Lima kakak-beradik di Malaysia menjadi yatim piatu setelah kehilangan kedua orangtua mereka karena virus Corona. Keduanya meninggal dunia dalam selisih waktu beberapa hari saja.

Seperti diberitakan Bernama dan The Star, Selasa (8/6/2021), Muhammad Haidir Rodzi masih mengingat pesan ibunya dengan jelas, bahwa ia harus menjaga keempat adiknya, sebelum dirawat di unit perawatan intensif (ICU) Rumah Sakit Tuanku Ja'afar karena COVID-19.

Pemuda berumur 23 tahun itu mengatakan tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa pesan itu adalah kata-kata terakhir ibunya kepada dirinya sebagai anak tertua di keluarga untuk mengambil alih tanggung jawab mengasuh keempat adiknya, setelah kedua orangtuanya meninggal karena infeksi virus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayahnya, Rodzi Tahar (55) mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Tampin pada 31 Mei dan enam hari kemudian, ibu mereka Nazita Idris (45) meninggal di Rumah Sakit Tuanku Ja'afar.

"Kami benar-benar sedih tetapi kami menerima ini adalah kehendak Allah. Yang paling menyedihkan adalah kami tidak bisa memberikan penghormatan terakhir kami kepada orang tua kami, menyentuh dan mencium mereka untuk terakhir kalinya tetapi doa kami selalu menyertai mereka," kata uhammad Haidir saat dihubungi Bernama.

ADVERTISEMENT

Muhammad Haidir dan keempat adiknya, Muhammad Hairie (20), Nurhairieka (18), Muhammad Haiqiel (13), dan Muhammad Khierzamani (7) kini tinggal di rumah keluarga di Sunggala, Port Dickson.

Muhammad Haidir menceritakan bahwa ayahnya mengalami demam ringan pada 26 Mei dan memutuskan untuk menjalani tes Corona pada 29 Mei sebelum dipastikan positif keesokan harinya dan dikirim ke Rumah Sakit Tampin.

Simak juga '7.200 Orang akan Dipulangkan, Bagaimana Tanggapan WNI di Malaysia?':

[Gambas:Video 20detik]



Namun, kabar buruk datang dari dokter yang memberi tahu mereka bahwa ayah mereka telah meninggal pada pukul 4.30 pagi keesokan harinya.

"Hal yang paling menyedihkan adalah ketika almarhum ayah saya tidak punya waktu untuk berbicara dengan kami setelah dirawat di rumah sakit. Ayah saya memiliki riwayat tekanan darah tinggi, diabetes dan penyakit ginjal sedangkan ibu saya memiliki tekanan darah tinggi. Jadi mereka berdua dalam bahaya," tutur Muhammad Haidir.

"Kami masih belum tahu dari mana sumber infeksi atau kontak dekat," katanya.

Muhammad Haidir mengatakan ibunya pergi untuk tes Corona pada 30 Mei setelah mengalami gejala seperti demam dan batuk dan dinyatakan positif COVID-19 pada hari berikutnya. Namun, sang ibu juga meninggal enam hari setelah kepergian sang ayah.

Mengutip kisah memilukan keluarganya sebagai contoh, Muhammad Haidir mengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi instruksi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan tidak meremehkan penyebaran virus yang dapat merenggut nyawa orang-orang yang dicintai.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads