Seorang bocah perempuan berusia 5 tahun tewas dalam serangan rudal kelompok pemberontak Houthi di Marib, Yaman pada akhir pekan. Amerika Serikat mengecam keras aksi keji ini.
Seperti dilansir Arab News, Senin (7/6/2021), laporan kantor berita Saba menyebut bocah 5 tahun itu merupakan salah satu dari 21 orang yang tewas saat sebuah rudal balistik yang ditembakkan Houthi mengenai sebuah pom bensin di distrik padat penduduk di Marib pada Sabtu (5/6) waktu setempat.
Sumber medis setempat menyebut seorang anak lainnya yang berusia 10 tahun dan diidentifikasi sebagai Hassan Al-Hubaishi, juga tewas dalam serangan itu. Beberapa orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut para saksi mata, serangan Houthi terjadi saat puluhan mobil sedang mengantre untuk mengisi bahan bakar di pom bensin tersebut. Bocah 5 tahun yang diidentifikasi bernama Lian Taher itu sedang berada di dalam mobil bersama ayahnya saat serangan rudal mengenai area tersebut.
Para petugas urusan darurat yang bergegas ke lokasi malah menjadi korban serangan drone bermuatan peledak yang diluncurkan Houthi, sehingga banyak korban sipil dalam serangan ini.
Setelah rekaman video yang menunjukkan jenazah Lian dan ayahnya beredar luas di media sosial, kemarahan dan kecaman untuk Houthi mengalir dari pejabat pemerintahan, aktivis HAM hingga diplomat-diplomat negara Barat. Mereka menuntut Houthi dihukum karena menargetkan warga sipil di Marib.
Sementara itu, Gubernur Marib, Sultan Al-Arada, memperingatkan bahwa serangan rudal dan drone Houthi mengancam puluhan ribu orang yang tinggal di kota tersebut, dan mendorong organisasi lokal dan internasional untuk mengecam serangan tersebut.
"Otoritas setempat menyerukan semua warga Yaman dari berbagai spektrum politik dan sosial untuk berdiri bersama menghadapi terorisme milisi Houthi, yang masih menjadi penyebab sebagian besar tragedi," ucapnya.
Salah satu anggota parlemen Yaman, Ali Al-Lahabi, menuduh Houthi melanggar norma keagamaan dan adat yang melarang serangan menargetkan warga sipil. "Kejahatan hari ini terhadap warga sipil dan anak-anak di Marib melanggar norma adat di Yaman dan semua norma kemanusiaan Arab dan internasional," sebutnya di Twitter.
Abdul Malik Al-Mekhlafi, yang merupakan penasihat Presiden Yaman, Abed Rabbo Mansour Hadi, yang marah melihat gambar korban sipil, mendorong orang-orang yang mempercayai Houthi bisa bekerja sama dengan upaya perdamaian, untuk mengubah pikiran mereka.
"Serangan itu sekali lagi mengonfirmasi wajah buruk Houthi, yang menolak semua upaya internasional untuk menghentikan perang," ujar Al-Mekhlafi.
Komandan militer Yaman yang bertempur melawan Houthi di Marib dan Hodeidah menegaskan bahwa serangan mematikan semacam itu dari Houthi akan berlanjut hingga dukungan militer dan finansial dari Iran diakhiri.
"Kejahatan perang tidak akan berhenti hingga rezim Iran dihalangi, dan Houthi yang membunuh anak-anak dan wanita dibawa ke hadapan Mahkamah Pidana Internasional," tegas juru bicara Pasukan Perlawanan Nasional di Hodeideh, Sadeq Dewaid.
Amerika Serikat mengecam keras aksi keji ini. Silakan klik halaman selanjutnya.
Amerika Serikat Mengecam!
Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Yaman menyebut serangan pemberontak Houthi di Marib itu sebagai 'kekerasan tidak manusiawi'. Negeri Paman Sam itu meminta agar kekerasan ini diakhiri.
"Kami ngeri dengan laporan bahwa Houthi menggunakan rudal balistik untuk menghancurkan sebuah pom bensin di Marib, menewaskan dan melukai warga sipil. Houthi kemudian dilaporkan menggunakan drone untuk menyerang awak ambulans yang datang membantu korban luka. Kekerasan tidak manusiawi ini harus diakhiri," tegas Charge d'Affaires Kedubes AS, Cathy Westley.
Sementara itu, Utusan Inggris untuk Yaman, Michael Aron, menyerukan Houthi untuk menghentikan serangan-serangan di Yaman.
"Houthi harus menghentikan serangan mereka di Marib dan secara serius terlibat dalam perjanjian PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) soal gencatan senjata nasional yang akan mencegah dampak tragis dan mengizinkan tindakan kemanusiaan," sebutnya.