Amerika Serikat (AS) mengumumkan pemberian bantuan kemanusiaan tambahan sebesar lebih dari US$ 266,5 juta (Rp 3,7 triliun) untuk Afghanistan. Sebagian besar bantuan AS itu ditujukan untuk respons memerangi virus Corona (COVID-19) di wilayah Afghanistan.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (5/6/2021), bantuan kemanusiaan AS untuk Afghanistan ini diumumkan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada Jumat (4/6) waktu setempat, saat AS dalam proses menarik pasukan militer mereka dari negara tersebut.
"Saat Amerika Serikat menarik pasukan militer dari Afghanistan, komitmen abadi kami sudah jelas," tegas Blinken.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tetap terlibat melalui perangkat diplomatik, ekonomi dan bantuan secara penuh untuk mendukung masa depan yang damai dan stabil yang diinginkan dan layak didapatkan rakyat Afghanistan," imbuhnya.
Bantuan kemanusiaan itu dimaksudkan untuk membantu penyediaan alat pelindung diri (APD), tempat penampungan, pasokan makanan dan layanan kesehatan serta higienitas terkait pandemi Corona.
Kemudian juga untuk memberikan 'perlindungan yang diperlukan bagi warga Afghanistan yang paling rentan' termasuk wanita dan anak perempuan.
Bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan sebesar US$ 266.5 juta itu terdiri atas US$ 157,5 juta dari badan bantuan AS, USAID dan US$ 109 juta dari Departemen Luar Negeri. Secara total, bantuan kemanusiaan AS untuk Afghanistan pada tahun fiskal 2020 dan 2021 berarti mencapai US$ 543 juta.
Sementara itu, otoritas AS sejauh ini belum mengambil keputusan soal evakuasi para penerjemah Afghanistan yang pernah bekerja dengan militer AS. Mereka sekarang mengkhawatirkan keselamatan mereka saat pasukan asing ditarik keluar dari Afghanistan.
Pada Jumat (4/6) waktu setempat, sebanyak 20 anggota Kongres AS mengajukan permohonan kepada Presiden Joe Biden dalam surat terbuka, untuk 'segera' mengevakuasi lebih dari 18.000 penerjemah Afghanistan dan keluarganya, yang telah mengakui visa untuk pindah ke AS.
"Tidak ada entitas Amerika yang memiliki kemampuan atau wewenang untuk melindungi mereka di Afghanistan setelah penarikan kita. Akan menjadi kegagalan moral untuk menyerahkan tanggung jawab melindungi mitra Afghanistan kita ke bahu pemerintah Afghanistan," demikian bunyi surat terbuka itu.