Majelis tinggi Rusia menyetujui undang-undang (UU) anti-ekstremis yang diperkirakan akan digunakan untuk melarang sekutu-sekutu pengkritik Kremlin, Alexei Navalny, untuk maju mencalonkan diri dalam pemilu mendatang. Ini menjadi langkah terbaru Rusia dalam menindak tegas oposisi pemerintah.
Seperti dilansir AFP, Kamis (3/6/2021), UU yang disetujui oleh Dewan Federasi Rusia, setara Senat, pada Rabu (2/6) waktu setempat itu akan menjadikannya mustahil untuk mencalonkan diri dalam pemilu parlemen bagi para pemimpin, sponsor dan anggota kelompok yang dianggap 'ekstremis'.
Total 146 Senator Rusia mendukung rancangan UU itu dalam voting yang digelar Rabu (2/6) waktu setempat, dengan satu Senator menolak dan satu lainnya abstain. Rancangan UU itu selanjutnya akan ditandatangani Presiden Vladimir Putin untuk disahkan secara resmi sebagai UU.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada satupun negara beradab yang mengizinkan ekstremis di dalam pemerintahan resminya," ucap Senator Andrei Klimov sebelum voting digelar.
Rancangan UU itu sebelumnya telah didukung oleh majelis rendah Rusia. UU ini tidak hanya akan berdampak pada anggota senior dan aktivis jaringan politik Navalny, tapi juga puluhan ribu warga Rusia yang mendukung jaringan itu melalui donasi.
Menurut UU ini, pemimpin dari kelompok yang dianggap ekstremis tidak akan bisa mencalonkan diri dalam pemilu parlemen selama lima tahun, sedangkan para anggota dan orang-orang yang membantu mendanai kelompok itu akan dilarang mencalonkan diri selama tiga tahun.
Kini, pengadilan Rusia sedang mempertimbangkan apakah akan menetapkan jaringan politik Navalny sebagai organisasi ekstremis. Putusan terhadap pertimbangan itu paling cepat akan diumumkan pekan depan.