Qatar mengumumkan akan memberikan bantuan sebesar US$ 500 juta (Rp 7,1 triliun) untuk pembangunan kembali Gaza usai digempur Israel selama 11 hari.
Seperti dilansir AFP, Kamis (27/5/2021), bantuan untuk Gaza itu diumumkan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, via Twitter pada Rabu (26/5) waktu setempat.
"Negara Qatar mengumumkan US$ 500 juta sebagai dukungan untuk pembangunan kembali Gaza," sebut Sheikh Mohammed dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qatar diketahui merupakan pendukung utama kelompok Hamas, yang menguasai Gaza. Gencatan senjata disepakati oleh Hamas dan Israel, pekan lalu, setelah terjadi pertempuran sengit selama 11 hari sejak 10 Mei.
Kantor berita Qatar, QNA News Agency, menyebut bahwa bantuan itu dimaksudkan untuk membantu warga Gaza dalam 'menghadapi tantangan hidup yang ditimbulkan oleh serangan Israel baru-baru ini, dan untuk berkontribusi dalam pembangunan kembali fasilitas layanan di Gaza... selain membangun kembali rumah-rumah yang hancur',
Pertempuran antara Hamas dan Israel selama 11 hari menewaskan 254 warga Palestina di Gaza, termasuk 66 anak. Lebih dari 1.900 orang di Gaza mengalami luka-luka akibat gempuran Israel.
Di kubu Israel dilaporkan sedikitnya 12 orang, termasuk satu anak, seorang remaja Arab-Israel, seorang warga India dan dua pekerja asal Thailand, tewas akibat rentetan roket yang ditembakkan Hamas dan militan lainnya di Gaza. Sekitar 357 orang lainnya di Israel mengalami luka-luka.
Upaya-upaya diplomatik sedang dilakukan untuk memperkuat kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Mesir itu, juga memuluskan rencana pembangunan kembali Gaza yang dilanda kehancuran akibat gempuran Israel.
Pekan lalu, Mesir juga mengumumkan bantuan sebesar US$ 500 juta untuk Gaza. Sementara AS pekan ini menjanjikan bantuan sebesar US$ 75 juta (Rp 1 triliun) untuk pembangunan kembali Gaza.
AS juga menjanjikan US$ 5,5 juta (Rp 78,7 miliar) sebagai 'bantuan bencana darurat' untuk Gaza dan sekitar US$ 32 juta (Rp 458 miliar) untuk organisasi Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina (UNRWA).