Reaksi keras diberikan oleh direktur laboratorium Wuhan, China, terhadap laporan intelijen Amerika Serikat (AS) yang menyebut beberapa peneliti di laboratorium itu jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit beberapa bulan sebelum wabah virus Corona (COVID-19) diumumkan ke publik oleh otoritas China.
Seperti dilansir CNN, Senin (24/5/2021), Direktur Lab Biosafety Nasional Wuhan, Yuan Zhiming, dengan tegas menyebut laporan intelijen AS yang dilaporkan media terkemuka Wall Street Journal (WSJ) itu penuh kebohongan. Lab Biosafety Nasional Wuhan merupakan bagian dari Institut Virologi Wuhan yang menjadi fokus laporan intelijen AS itu.
"Saya sudah membacanya, itu bohong total," tegas Yuan kepada surat kabar nasional China, The Global Times, saat ditanya tanggapannya soal laporan WSJ yang dirilis Minggu (23/5) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan WSJ yang berjudul 'Intelligence on Sick Staff at Wuhan Lab Fuels Debate on COVID-19 Origin' itu mengutip sebuah laporan intelijen AS -- yang sebelumnya dirahasiakan -- yang menyebut bahwa tiga peneliti dari laboratorium Institut Virologi Wuhan jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit pada musim gugur tahun 2019 dengan gejala-gejala yang konsisten dengan COVID-19 dan penyakit musiman biasa.
"Klaim itu tidak berdasar," ucap Yuan dalam bantahannya.
"Lab bahkan tidak menyadari situasi ini (peneliti sakit pada musim gugur tahun 2019), dan saya bahkan tidak tahu dari mana informasi semacam itu datang," imbuhnya.
CNN juga menghubungi Kementerian Luar Negeri China, namun belum ada tanggapan. Kementerian Luar Negeri China akan menggelar konferensi pers harian pada Senin (24/5) sore waktu setempat.
Laporan intelijen AS yang sebelumnya dirahasiakan itu menyebut secara detail jumlah peneliti yang terdampak, kerangka waktu mereka jatuh sakit dan kunjungan mereka ke rumah sakit. WSJ menyebut laporan intelijen ini akan semakin mendorong seruan penyelidikan terhadap teori virus Corona bocor dari laboratorium China.
Laporan ini disampaikan menjelang pertemuan badan pembuat keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang akan membahas fase selanjutnya untuk penyelidikan asal-usul virus Corona.
AS bersama Norwegia, Kanada, Inggris dan beberapa negara lainnya, pada Maret lalu, menyampaikan kekhawatiran soal kajian asal-usul Corona yang dipimpin WHO dan menyerukan penyelidikan lebih lanjut serta akses penuh untuk seluruh data -- baik hewan maupun manusia -- soal tahap-tahap awal pandemi Corona.
Kementerian Luar Negeri China sebelumnya menekankan bahwa tim pimpinan WHO telah menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin terjadi setelah para pakar internasional mengunjungi Institut Virologi Wuhan (WIV) pada Februari lalu.
"AS terus menggembor-gemborkan teori kebocoran lab. Apakah mereka sungguh-sungguh peduli soal pelacakan sumber atau berupaya mengalihkan perhatian?" demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri China dalam kepada WSJ dalam laporan pada Minggu (23/5) itu.
Tonton Video: Ilmuwan Paparkan Teori Bocornya Virus Corona dari Lab Wuhan