Gencatan senjata antara Hamas dan Israel bisa terwujud berkat mediasi yang dilakukan Mesir. Pemerintah Mesir pun akan mengirimkan delegasi untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata tersebut.
Seperti dilansir AFP, Jumat (21/5/2021), gencatan senjata antara Hamas dan Israel disepakati pada Kamis (20/5) malam waktu setempat dan berlaku mulai Jumat (21/5) dini hari setelah terjadi pertempuran sengit selama 11 hari terakhir.
Mesir diketahui berperan penting sebagai mediator dalam perundingan gencatan senjata, yang disebut sumber-sumber diplomatik sebagai 'gencatan senjata simultan dan timbal balik' itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan Associated Press menyebut bahwa Mesir menjadi mediator dalam perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel karena negara ini menjadi salah satu dari sedikit negara yang menjalin hubungan resmi dengan kedua pihak.
Setelah gencatan senjata disepakati, menurut sumber-sumber diplomatik kepada AFP, dua delegasi keamanan Mesir akan dikirimkan untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata itu.
Disebutkan bahwa delegasi itu akan dikirimkan ke Tel Aviv, Israel dan wilayah Palestina. "Untuk memantau penerapan (gencatan senjata) dan prosedur menjaga kondisi stabil secara permanen," sebut sumber diplomatik yang dikutip AFP tersebut.
Diketahui bahwa pertempuran Hamas dan Israel sejak 10 Mei lalu menewaskan sedikitnya 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak. Lebih dari 1.900 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara dan gempuran artileri Israel ke Gaza.