Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman, Heiko Maas, menyatakan bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari serangan, termasuk menghancurkan infrastruktur yang menjadi lokasi peluncuran serangan tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (20/5/2021), pernyataan itu disampaikan Maas di awal kunjungannya ke wilayah Israel dan Palestina pada pekan ini.
Berbicara di Bandara Ben Gurion, Maas juga menyatakan bahwa perdamaian yang bertahan lama akan membutuhkan baik Israel maupun Palestina untuk berada di posisi yang mampu menjalankan urusan mereka sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita meyakini bahwa hidup dalam keamanan dan perdamaian hanya bisa terjadi dalam jangka panjang, jika Israel dan Palestina bisa menjalankan urusan mereka sendiri," cetus Maas dalam pernyataannya.
"Kita selalu menekankan bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri," imbuhnya.
"Bagian dari itu adalah menghancurkan bangunan yang menjadi lokasi serangan dilancarkan terhadap Israel dan mencegah serangan di masa mendatang dengan memastikan infrastruktur untuk serangan mendatang itu tidak lagi berbahaya," jelas Maas.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman menyatakan bahwa kunjungan Maas ke Israel dan Palestina, tepatnya Tepi Barat, ini dimaksudkan untuk melakukan pembicaraan mengenai konflik terbaru yang terjadi di Gaza dan upaya internasional untuk mengakhiri kekerasan.
Dalam kunjungannya, disebutkan bahwa Maas akan bertemu dengan Presiden Israel, Reuven Rivlin, kemudian Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi dan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz.
Dari Israel, Maas melanjutkan kunjungan ke kota Ramallah untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh.
Sejak pertempuran pecah pada 10 Mei lalu, otoritas kesehatan Palestina menyebut sedikitnya 228 orang tewas akibat gempuran Israel di Gaza. Sementara otoritas Israel menyebut 12 warganya tewas akibat rentetan serangan roket dari militan di Gaza.
Diketahui bahwa perundingan untuk gencatan senjata tengah berlangsung antara Israel dan Hamas dengan mediator. Namun gempuran Israel terhadap posisi militan di Gaza terus berlanjut dan sebaliknya, serangan roket dari Gaza ke Israel juga masih terjadi hingga Kamis (20/5) pagi waktu setempat.