Vaksin Sinovac dan Sinopharm Dipertimbangkan Dicampur

Vaksin Sinovac dan Sinopharm Dipertimbangkan Dicampur

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 28 Apr 2021 17:42 WIB
Vaksin virus Corona dari Sinovac dikabarkan siap edar ke seluruh dunia awal 2021. Seperti apa proses pembuatan vaksin yang kini sedang jalani uji klinis itu?
Ilustrasi (dok. Getty Images/Kevin Frayer)
Beijing -

Produsen vaksin virus Corona (COVID-19) asal China tengah mempertimbangkan untuk mencampurkan vaksin produksi mereka. Suntikan penguat juga dipertimbangkan untuk meningkatkan perlindungan terhadap Corona.

Seperti dilansir Associated Press, Rabu (28/4/2021), Sinovac dan Sinopharm, dua produsen vaksin terkemuka China yang jika digabungkan telah mengekspor ratusan juta dosis vaksin Corona ke seluruh dunia, menyatakan tengah mempertimbangkan untuk mengkombinasikan vaksin-vaksin mereka dengan vaksin dari perusahaan lain.

Awal bulan ini, Kepala Pusat Pengendalian Penyakit China, Gao Fu, menyatakan bahwa vaksin-vaksin Corona yang ada saat ini menawarkan perlindungan yang rendah terhadap Corona dan mencampurkan vaksin-vaksin itu menjadi salah satu strategi yang dipertimbangkan untuk memperkuat efektivitasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gao belakangan berupaya menarik pernyataannya tersebut, dengan berdalih menyatakan dirinya membahas peningkatan efikasi vaksin secara umum.

Kepala Kerja Sama Internasional untuk China National Biotech Group, Li Meng, menyatakan perusahaannya memiliki rencana di masa depan untuk 'penggunaan sequence' terhadap vaksin buatan mereka. China National Biotech Group merupakan anak perusahaan Sinopharm yang milik negara.

ADVERTISEMENT

Perusahaan ini memproduksi dua vaksin Corona yang tidak aktif dan vaksin ketiga yang masih tahap uji klinis.

Sementara Sinovac, yang merupakan perusahaan swasta yang berkantor di Beijing, menyatakan pihaknya sedang dalam tahap diskus awal dengan otoritas berwenang, termasuk Pusat Pengendalian Penyakit China, soal penggabungan dosis vaksin buatan mereka, CoronaVac, dengan produk perusahaan lain.

Pakar imunologi pada Duke-NUS Medical School di Singapura, Ashley St John, menjelaskan bahwa imunisasi sequential berarti mencampurkan vaksin-vaksin berbeda dan menjadi strategi yang bisa mendorong angka efikasi.

Vaksin Sinopharm, baik dari Institut Produk Biologi Beijing dan Institut Produk Biologi Wuhan, dinyatakan efektif 79 persen dan 72 persen secara berurutan. Sinopharm tidak merilis lebih banyak data dari uji klinis tahap akhirnya. Sedangkan vaksin Sinovac, menurut uji klinis di Brasil, memiliki angka efikasi 50,7 persen melawan kasus Corona dengan gejala dan lebih kuat melawan penyakit parah.

Praktik mencampur vaksin juga tengah dipertimbangkan oleh negara-negara lainnya. Para ilmuwan Inggris diketahui tengah mempelajari gabungan vaksin AstraZeneca dan Pfizer.

Sementara itu, CanSino yang merupakan produsen vaksin Corona lainnya asal China, menyatakan pihaknya tengah memeriksa efek suntikan penguat untuk vaksin buatan mereka, yang diberikan enam bulan setelah dosis pertama. Vaksin CanSino yang menggunakan teknologi yang sama dengan AstraZeneca dinyatakan memiliki efikasi 65,3 persen.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads