Seorang guru di Malaysia dikecam karena melontarkan lelucon soal pemerkosaan di dalam kelas. Di hadapan murid-muridnya yang duduk di sekolah menengah, guru ini menceletuk 'Perkosalah seseorang di atas 18 tahun' saat membahas undang-undang yang melindungi anak di bawah umur dari pelecehan seksual.
Seperti dilansir media lokal, Free Malaysia Today dan Malay Mail, Senin (26/4/2021), lelucon pemerkosaan itu menjadi pembahasan publik setelah diungkapkan salah satu siswanya yang berusia 17 tahun, yang bernama Ain Husniza Saiful Nizam, dalam sebuah video TikTok yang menjadi viral.
Mantan Menteri Pendidikan Malaysia, Maszlee Malik, mendorong sang kepala sekolah, yang berlokasi di Selangor, untuk menangani hal ini secara serius dan menyelidiki klaim siswa tersebut. "Pemerkosaan bukanlah lelucon. Para guru seharusnya fokus pada keselamatan, bukan sebaliknya," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Pendidikan Malaysia dalam pernyataan kepada Free Malaysia Today menyatakan bahwa video yang diposting siswa itu telah dibagikan kepada jajaran kementerian dan bagian pelaporan untuk ditindak lebih lanjut.
Ayah siswa itu, Saiful Nizam Abdul Wahab, seperti dikutip Malaysiakini menyatakan akan melaporkan persoalan ini kepada polisi dan bertemu dengan pihak sekolah.
Sementara itu, dalam pesan via chat kepada Free Malaysia Today, siswa tersebut mengonfirmasi memang dirinya memposting video TikTok yang viral, di mana dirinya menceritakan soal perilaku gurunya yang melontarkan lelucon tidak pantas dalam salah satu kelasnya.
Menurut siswa ini, sang guru yang mengajar pendidikan jasmani awalnya memberikan penjelasan soal pelecehan seksual, namun kemudian percakapan di dalam kelas 'menjadi aneh dan cabul'. Dia menuturkan bahwa lelucon itu dilontarkan setelah membahas soal 'banyaknya undang-undang yang melindungi anak di bawah umur dari penganiayaan seksual atau pelecehan seksual'.
"Lalu dia berkata, 'Jika kalian ingin memperkosa, jangan perkosa seseorang yang berusia di bawah 18 tahun. Perkosalah seseorang di atas 18 tahun'," tutur siswa itu.
Simak juga 'Gegara Hoaks! Warga Rohingya di Malaysia Jadi Target Ujaran Kebencian':
Menurutnya, para siswa perempuan di dalam keras terdiam, sedangkan siswa laki-laki sibuk tertawa 'seolah-olah memperkosa seseorang sangat lucu'.
Tidak hanya itu, siswa ini juga menyebut gurunya -- yang tidak disebut identitasnya -- mengatakan bahwa anak laki-laki yang diperkosa tidak melaporkannya karena 'rasanya enak'.
Dituturkan juga oleh siswa ini bahwa dirinya mengadukan hal tersebut kepada konselor sekolah dan sang konselor meminta maaf atas perilaku sang guru, namun juga menyatakan bahwa 'normal' bagi remaja laki-laki untuk membuat komentar kasar seperti itu dengan bercanda.
"Sebaliknya, siswa remaja putri sedikit sensitif dan emosional, itu wajar," demikian bunyi pernyataan sang konselor via pesan singkat, yang screenshot-nya diposting siswa ini ke akun Twitter-nya.
Salah satu anggota parlemen Malaysia, Kasthuri Patto, dari Partai Tindakan Demokratik (DAP), menyerukan pemerintahan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin untuk mengambil tindakan segera dalam mengakhiri budaya pemerkosaan dan pelecehan seksual.
Kasthuri juga mendorong Menteri Pendidikan, Mohd Radzi Md Jidin, untuk mengambil tindakan dan memastikan tindakan tegas dilakukan terhadap sang guru yang melontarkan lelucon pemerkosaan itu.
"Saya menyerukan kepada Perdana Menteri untuk menangani masalah anak-anak kita di sekolah dengan serius, seperti saat dia menangani masalah lainnya, dan untuk memastikan hal ini tidak pernah terjadi lagi," cetusnya.