Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan meminta partai radikal untuk mengakhiri kampanye kekerasannya untuk menuntut pengusiran Duta Besar (Dubes) Prancis. Khan menyebut kerusuhan itu merugikan bangsa.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (20/4/2021), kerusuhan telah mengguncang negara itu selama seminggu terakhir sejak pemimpin partai Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP) ditahan setelah menyerukan aksi demo di ibu kota Pakistan, Islamabad untuk mengusir Dubes Prancis.
Pada hari Minggu (18/4) waktu setempat, 11 petugas polisi ditangkap oleh pengunjuk rasa selama bentrokan dan disandera selama berjam-jam di masjid TLP, tempat ratusan pendukung kelompok itu masih berkumpul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok itu telah melancarkan kampanye anti-Prancis selama berbulan-bulan sejak Presiden Prancis Emmanuel Macron membela hak majalah satir Charlie Hebdo untuk menerbitkan ulang kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Khan mengatakan dia juga ingin menghentikan "penghinaan terhadap Nabi kita atas nama kebebasan berbicara" oleh negara-negara Barat, tetapi dikatakannya, dia tidak bisa mengusir duta besar setiap kali itu terjadi.
"Jika kita terus memprotes sepanjang hidup kita, kita hanya akan merusak negara kita sendiri dan itu tidak akan berdampak pada (Barat)," kata Khan dalam pidato yang ditayangkan di televisi Pakistan. "Tidak ada bedanya dengan Prancis," imbuhnya.
Keamanan di Islamabad telah ditingkatkan dalam beberapa hari terakhir. TLP telah menyerukan aksi demo di Islamabad pada Selasa (20/4) tengah malam waktu setempat, jika Dubes Prancis belum diusir.
Tonton juga Video: Bentrokan Berdarah di Perbatasan Iran-Pakistan, 23 Orang Tewas