Erdogan Serang Balik PM Italia Usai Disebut Diktator

Erdogan Serang Balik PM Italia Usai Disebut Diktator

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 15 Apr 2021 11:49 WIB
President of Turkey Recep Tayyip Erdogan makes a statement after chairing the cabinet meeting in Ankara, on December 14, 2020. (Photo by Adem ALTAN / AFP)
Recep Tayyip Erdogan (dok. AFP/ADEM ALTAN)
Ankara -

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyerang balik Perdana Menteri (PM) Italia, Mario Draghi, setelah dia disebut 'diktator'. Erdogan menyebut komentar Draghi soal dirinya itu tergolong 'kasar'.

Seperti dilansir AFP, Kamis (15/4/2021), dalam pernyataan publik pertamanya soal insiden itu, Erdogan menyebut komentar Draghi itu membahayakan hubungan antara Turki dan Italia.

"Komentar yang disampaikan Perdana Menteri Italia mengarah pada ketidaksopanan total, sungguh-sungguh kasar," ucap Erdogan dalam sebuah rekaman video yang diposting ke Twitter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada saat kita berharap hubungan antara Turki dan Italia akan mencapai titik yang baik, pria ini yang bernama Draghi sangat disayangkan memutuskan hubungan itu," imbuhnya.

Pekan lalu Draghi melontarkan komentar tajam untuk Erdogan yang menjadi tuan rumah pertemuan antara Turki dengan dua pemimpin Uni Eropa (UE), setelah Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dibiarkan berdiri sementara yang lain mendapat kursi masing-masing.

ADVERTISEMENT

Otoritas Turki menolak disalahkan atas insiden tersebut, dengan menegaskan bahwa pihaknya telah mematuhi instruksi protokol yang diterima dari otoritas Uni Eropa yang berkantor di Brussels, Belgia.

Namun persoalan itu malah menjadi topik pembicaraan utama dalam pertemuan Turki-UE tersebut, dan dijuluki 'sofagate' di Twitter, membayangi upaya kedua pihak untuk memperbaiki hubungan.

Simak Video: PM Italia Sebut Erdogan Diktator

[Gambas:Video 20detik]



Mengomentari insiden itu saat berbicara kepada wartawan di Roma, Draghi menyebutnya penghinaan untuk Von der Leyen.

"Saya sangat tidak setuju dengan perilaku Erdogan. Saya meyakini itu bukan perilaku yang pantas. Saya sangat menyesali penghinaan yang dialami oleh Von der Leyen," ucapnya dalam komentar pada 8 April lalu.

"Begini pertimbangan yang harus kita buat terkait situasi ini -- mari kita panggil mereka apa adanya -- para diktator, yang bagaimanapun kita perlu bekerja sama dengan mereka, adalah kita harus jujur dalam menyampaikan pandangan, perilaku dan visi masyarakat yang beragam, tapi kita juga perlu bersiap untuk bekerja sama demi memastikan kepentingan negara kita. Kita perlu menemukan keseimbangan yang benar," cetus Draghi.

Erdogan dalam tanggapannya juga mendorong Draghi, yang disebutnya ditunjuk menjadi PM dan bukan dipilih oleh rakyat, untuk menengok ke belakang pada sejarah Italia, dalam komentar yang merujuk pada kekuasaan diktator fasis Benito Mussolini.

"Pertama-tama, Anda harus memahami sejarah Anda untuk melontarkan komentar semacam itu soal Tayyip Erdogan, tapi kita melihat bahwa Anda tidak memahaminya," cetus Erdogan.

Komentar Draghi itu sempat memicu respons keras dari otoritas Turki, yang memanggil Duta Besar Italia di Ankara untuk meminta penjelasan soal komentar PM mereka soal Erdogan.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads