1 Orang Meninggal di AS Usai Divaksin Johnson & Johnson, 1 Kritis

1 Orang Meninggal di AS Usai Divaksin Johnson & Johnson, 1 Kritis

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Rabu, 14 Apr 2021 09:42 WIB
A dose of the Phase 3 Novavax coronavirus vaccine is seen ready for use in the trial at St. Georges University hospital in London Wednesday, Oct. 7, 2020. Novavax Inc. said Thursday Jan. 28, 2021 that its COVID-19 vaccine appears 89% effective based on early findings from a British study and that it also seems to work β€” though not as well β€” against new mutated strains of the virus circulating in that country and South Africa. (AP Photo/Alastair Grant)
ilustrasi (Foto: AP/Alastair Grant)
Washington DC -

Seorang pasien di Amerika Serikat (AS) meninggal karena komplikasi pembekuan darah setelah menerima vaksin COVID-19 Johnson & Johnson (J&J), sementara satu orang lainnya kini dalam kondisi kritis.

Seperti dilansir dari AFP, Rabu (14/4/2021) secara keseluruhan ada enam wanita berusia antara 18-48 tahun yang mengalami pembekuan darah di otak dan mengidap trombosit darah rendah usai 6-13 hari setelah menerima vaksin J&J.

"Satu kasus meninggal dunia, dan satu pasien lainnya dalam kondisi kritis," kata ilmuwan senior dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), Peter Marks melalui panggilan telepon dengan wartawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Marks menemukan kaitan dengan kelainan serupa yang terlihat di Eropa setelah orang-orang menerima vaksin AstraZeneca, yang juga didasarkan pada teknologi vektor adenovirus.

Penyakit ini diduga berasal dari respons imun yang langka terhadap vaksin yang memicu aktivasi gumpalan darah.

ADVERTISEMENT

Anne Schuchat, seorang pejabat senior di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menambahkan bahwa risiko pembekuan darah bagi orang-orang yang telah menerima vaksin selama sebulan atau lebih cukup rendah. Sementara bagi yang baru saja menerima vaksin dalam beberapa minggu, mereka harus lebih waspada terkait gejala yang mungkin timbul.

"Bagi orang yang baru mendapat vaksin dalam beberapa minggu terakhir, mereka harus waspada terkait gejala yang mungkin muncul," katanya.

"Jika Anda telah menerima vaksin dan mengalami sakit kepala parah, sakit perut, sakit kaki, atau sesak napas, Anda harus menghubungi penyedia layanan kesehatan," tambahnya.

Diketahui Amerika Serikat, Afrika Selatan dan Uni Eropa menghentikan sementara penggunaan vaksin J & J usai adanya kasus pembekuan darah.

FDA merekomendasikan jeda sementara "demi kehati-hatian".

Lihat Video: Johnson & Johnson Buang 15 Juta Dosis Vaksin karena Salah Bahan

[Gambas:Video 20detik]



Mengikuti saran tersebut, semua situs federal di AS telah berhenti menggunakan vaksin tersebut sampai penyelidikan lebih lanjut tentang keamanannya selesai.

Tidak seperti beberapa vaksin lainnya, suntikan vaksin ini diberikan satu kali dan dapat disimpan pada suhu lemari es normal, membuatnya lebih mudah untuk didistribusikan di iklim yang lebih panas atau daerah yang lebih terpencil.

Meski banyak negara telah memesan jutaan dosis, vaksin ini baru disetujui di beberapa negara.

Vaksin J&J ini sudah diizinkan untuk digunakan di AS pada 27 Februari, namun lebih banyak orang yang menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna. Menurut data, vaksin ini telah diberikan kepada hampir tujuh juta orang di AS, yaitu sekitar 3% dari total vaksinasi sejauh ini.

Dr Anthony Fauci, penasihat COVID-19 di negara itu, mengatakan masih terlalu dini untuk berkomentar apakah otorisasi vaksin itu dapat dicabut.

Diketahui AS sejauh ini memiliki jumlah kasus COVID-19 yang paling tinggi di dunia, yakni lebih dari 31 juta kasus dengan lebih dari 562.000 kematian.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads