Seorang polisi di Virginia, Amerika Serikat (AS), dipecat setelah terekam kamera menodongkan senjata dan menyemprotkan merica ke wajah seorang tentara kulit hitam yang dihentikannya dalam pelanggaran lalu lintas. Insiden ini membuat Gubernur Virginia, Ralph Northam, menjanjikan penyelidikan menyeluruh.
Seperti dilansir AFP, Selasa (13/4/2021), tentara bernama Letnan Caron Nazario yang keturunan Afrika-Amerika dan Latin itu diberhentikan di tengah jalan ketika mengendarai mobil SUV yang baru dibelinya. Dia diberhentikan polisi karena mobilnya tidak memiliki nomor polisi (nopol) permanen.
Rekaman video yang beredar menunjukkan Nazario, yang saat itu memakai seragam militernya, berulang kali menanyakan apa kesalahannya saat dia dihentikan di tengah jalan dan diminta keluar mobil sambil ditodong senjata api oleh dua polisi setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya ditodong senjata api, wajah Nazario juga disemprot merica oleh polisi-polisi tersebut. "Ini benar-benar kacau," ucap Nazario dalam video tersebut.
Pihak kepolisian setempat menuduh Nazario saat itu tidak kooperatif. Menurut media terkemuka AS, The Washington Post, Nazario merupakan seorang petugas administrasi kesehatan pada Garda Nasional Virginia.
Dalam pernyataan terbaru, otoritas setempat mengumumkan bahwa salah satu polisi yang terlibat insiden itu telah dipecat. Pemecatan dilakukan setelah penyelidikan internal menunjukkan bahwa sang polisi, yang diidentifikasi sebagai Joe Gutierrez itu, tidak mematuhi prosedur saat menahan Nazario atas pelanggaran lalu lintas.
Nazario sendiri telah dibebaskan tanpa dijerat dakwaan usai insiden itu.
Lihat juga Video: Pria Kulit Hitam Tewas Ditembak, Polisi AS Sebut Tidak Sengaja
Insiden ini mencuat setelah rekaman kamera yang terpasang pada tubuh polisi dan diambil dari telepon genggam Nazario menyebar luas pada akhir pekan lalu, setelah dia mengajukan gugatan hukum meminta ganti rugi US$ 1 juta (Rp 14,6 miliar).
Dalam gugatannya, dia mengklaim polisi sempat mengancam akan mengakhiri karier militernya jika dia berbicara ke publik soal perilaku mereka.
Menangapi insiden ini, Gubernur Northam menginstruksikan pihak kepolisian untuk melakukan 'penyelidikan independen' terkait insiden yang disebutnya telah 'mengganggu dan membuat dirinya merasa marah'.