Sstt... Junta Myanmar Disebut Pakai Drone China untuk Pantau Demonstran

Sstt... Junta Myanmar Disebut Pakai Drone China untuk Pantau Demonstran

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Minggu, 11 Apr 2021 17:38 WIB
Sabtu (27/3) lalu, merupakan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Parade besar-besaran digelar. Namun, dibalik itu semua 114 nyawa melayang di hari yang sama.
Anggota militer Myanmar saat rayakan Hari Angkatan Bersenjata (Foto: AP Photo/Associated Press)
Jakarta -

Militer Myanmar disebut menggunakan pesawat tanpa awak atau drone untuk memantau para demonstran antikudeta di jalan-jalan Myanmar. Menurut keterangan yang dimuat Jane's International Defense Review, drone tersebut disebut-sebut adalah buatan China.

Seperti dilansir kantor berita lokal, The Irrawady, Minggu (11/4/2021), laporan tersebut mengutip gambar di media sosial yang diambil pada bulan Maret lalu, dimana sejumlah drone terbang rendah di atas kota Mandalay, tempat protes meletus setelah militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih yang dipimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dalam kudeta pada 1 Februari lalu.

Gambar tersebut menunjukkan dua jenis drone yang terbang di ketinggian yang cukup rendah untuk dilihat dan didengar oleh penduduk Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penampakan kendaraan udara, yang dikembangkan oleh China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), sangat penting mengingat bagaimana Tatmadaw (angkatan bersenjata Myanmar) telah mengoperasikannya," demikian isi laporan yang disampaikan intelijen pertahanan open-source asal Inggris tersebut.

Disebutkan pula, selain untuk memantau, drone-drone itu juga bisa menjadi taktik perang psikologis yang dirancang untuk mengintimidasi penduduk Myanmar.

ADVERTISEMENT

"Untuk Tatmadaw, efek psikologis yang merusak pada akhirnya dapat memberikan keuntungan, karena upaya untuk menenangkan populasi yang jelas-jelas tumbuh semakin resisten dari hari ke hari terhadap aturan," katanya.

Laporan tersebut mengatakan para ahli bahwa antara tahun 2013-2014, sekitar 10 -12 drone jenis CH-3A UAV dikirim ke Myanmar dan dioperasikan oleh Angkatan Udara Myanmar dari Pangkalan Udara Meiktila di Myanmar tengah.

Pekan lalu, The Irrawaddy menyampaikan berita bahwa Kedutaan Besar China di Myanmar untuk pertama kalinya berbicara dengan anggota komite yang mewakili anggota parlemen terpilih NLD.

Simak juga 'Detik-detik Seorang Demonstran Diburu-Ditembaki Aparat Myanmar':

[Gambas:Video 20detik]



Seorang penasihat dari kedutaan China di Yangon berbicara melalui telepon dengan anggota Komite Mewakili Pyidaungsu Hluttaw (CRPH), yang didirikan oleh anggota parlemen NLD setelah kudeta.

Panggilan telepon itu adalah kontak pertama antara pejabat China dan anggota parlemen dari NLD yang digulingkan sejak pengambilalihan militer 1 Februari lalu. CRPH sebelumnya memang meminta untuk bertemu dengan para pejabat dari China.

Menyusul laporan tersebut, pada Jumat (9/4) lalu, Kedutaan China mengatakan bahwa pihaknya telah berhubungan dengan "semua pihak" di Myanmar.

"Tujuannya adalah untuk memainkan peran mempromosikan perdamaian dan diskusi, dan menjaga stabilitas di Myanmar, menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan konsultasi, dan terus mendorong proses transformasi demokrasi," demikian yang disampaikan Kedubes China.

Komentar tersebut menggemakan pernyataan dari Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, bulan lalu bahwa China bersedia untuk terlibat dengan "semua pihak" untuk meredakan krisis di Myanmar dan berusaha untuk tidak memihak.

"China bersedia untuk menghubungi dan berkomunikasi dengan semua pihak atas dasar menghormati kedaulatan Myanmar dan keinginan rakyat, sehingga dapat memainkan peran konstruktif dalam meredakan ketegangan," kata Wang dalam konferensi pers di sela-sela pertemuan tahunan China.

Banyak pihak percaya China adalah salah satu dari sedikit negara yang memiliki pengaruh, baik dengan junta militer maupun kelompok etnis bersenjata di sepanjang perbatasan utara Myanmar.

Para pemimpin tertinggi NLD, yang sekarang berada di lokasi yang aman, mengatakan bahwa China memiliki pengaruh yang diperlukan untuk menghentikan kekerasan di Myanmar.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads