Seratusan warga Rohingya terancam dideportasi India ke Myanmar. Mahkamah Agung India menolak permohonan untuk mencegah pemerintah mendeportasi ke Myanmar sekitar 150 warga Muslim Rohingya, yang ditahan polisi bulan lalu. Putusan ini membuka jalan bagi pemulangan mereka ke negara di mana ratusan orang telah tewas dibunuh setelah kudeta militer.
Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah mencoba untuk mengirim kembali Rohingya, minoritas Muslim dari Myanmar yang telah menemukan perlindungan di India setelah melarikan diri dari penindasan dan gelombang kekerasan selama bertahun-tahun.
Dua pengungsi mengajukan petisi kepada Mahkamah Agung India untuk pembebasan kaum pria dan wanita Rohingya yang ditahan di wilayah Jammu utara bulan lalu, dan menghalangi pemerintah untuk mendeportasi mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Ketua Mahkamah Agung Sharad Arvind Bobde mengatakan deportasi dapat dilanjutkan selama para pejabat mengikuti proses yang semestinya.
"Tidak mungkin mengabulkan bantuan sementara yang diharapkan," kata hakim dalam putusannya seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (9/4/2021).
"Mengenai pertikaian yang diajukan atas nama pemohon tentang keadaan saat ini di Myanmar, kami harus menyatakan bahwa kami tidak dapat berkomentar atas sesuatu yang terjadi di negara lain," tambahnya.
Ratusan orang telah tewas di Myanmar sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari.
Seorang pemimpin komunitas Rohingya di New Delhi yang menolak disebutkan namanya, mengatakan putusan Mahkamah Agung India tersebut memicu kepanikan di antara para pengungsi di India.
Simak video 'Meski Didemo, Militer Myanmar Klaim Pemerintahan Berjalan Baik':