Seorang mantan kepala sekolah di Australia mulai disidang atas puluhan dakwaan pelecehan seksual pada anak pada Jumat (9/4) waktu setempat.
Seperti dilansir AFP, Jumat (9/4/2021), Malka Leifer yang berkewarganegaraan ganda Israel-Australia ini diekstradisi ke Australia pada Januari lalu, setelah kabur dan ditangkap di Israel. Dia menghadapi 74 dakwaan pelecehan seksual pada anak dalam kasus ini.
Seluruh tindak pidana itu dilakukan Leifer saat perempuan itu masih bekerja sebagai guru agama dan kepala sekolah ultra-ortodoks Yahudi, Adass Israel School, di Melbourne.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihadirkan dalam sidang di Melbourne melalui video link, Leifer hanya berbicara satu kali saat mengonfirmasi dirinya bisa mendengar proses persidangan.
Selama persidangan, dia tidak mengakui permohonan bebas dengan jaminan dan akan tetap ditahan hingga sidang pokok perkara digelar pada 13 September mendatang. Sidang mendatang yang mencakup agenda mendengarkan keterangan 10 saksi, dengan beberapa dihadirkan secara virtual dari Israel, akan menentukan apakah Leifer akan disidang di pengadilan lebih tinggi.
Menurut dokumen resmi pengadilan, dakwaan yang dijeratkan kepada Leifer termasuk dakwaan pemerkosaan, penyerangan tidak senonoh dan pelecehan seksual anak. Tindak pidana itu disebut terjadi antara tahun 2004 hingga 2008.
Tiga korban Leifer telah mengungkapkan identitas mereka ke publik dalam upaya mendorong Leifer dijerat dakwaan berat. Ketiganya adalah Nicole Meyer, Dassi Erlich, dan Elly Sapper yang merupakan kakak-beradik.
Lihat juga video 'Cerita Pahit Cinta Laura Jadi Korban Pelecehan Seksual':
Leifer yang kini berusia 50-an tahun, kabur dari Australia setelah tuduhan terhadapnya mencuat tahun 2008. Dia pindah dengan keluarganya di permukiman Yahudi, Emmanuel, di Tepi Barat. Otoritas Australia menjeratkan dakwaan pada Leifer tahun 2012 dan mengajukan permohonan ekstradisi dua tahun kemudian.
Dia tiba di Melbourne pada akhir Januari lalu, setelah enam tahun melawan persoalan hukumnya di Israel, termasuk dengan memalsukan keterangan gangguan jiwa untuk menghindari ekstradisi dan disidang di Australia.
Mahkamah Agung Israel menolak banding terakhir yang diajukan pengacara Leifer terhadap ekstradisinya pada Desember tahun lalu.