Sejumlah siswa di kota Basel, Swiss, memalsukan hasil tes positif virus Corona (COVID-19) agar tidak perlu masuk sekolah. Akibatnya, puluhan siswa yang satu kelas dengan mereka ditempatkan dalam karantina.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (8/4/2021), otoritas sekolah setempat juga menjatuhkan langkah disiplin tegas terhadap para siswa yang memalsukan hasil tes Corona tersebut.
Laporan surat kabar lokal, Blick, menyebut bahwa tiga siswa pada Sekolah Menengah Kirschgarten di Basel memalsukan pesan singkat atau SMS dari aplikasi pelacakan kontak COVID-19 Swiss.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat hoax tersebut, sekitar 25 siswa yang satu kelas dengan ketiga siswa yang memalsukan hasil tes Corona itu diperintahkan menjalani karantina di rumah masing-masing selama 10 hari. Sejumlah guru di sekolah tersebut juga terdampak hoax ini.
Insiden ini terjadi beberapa saat sebelum liburan musim semi pada Maret lalu.
"Ini tidak hanya prank kekanak-kanakan, ini merupakan insiden yang serius," sebut juru bicara Departemen Pendidikan Basel, Simon Thiriet, kepada surat kabar Blick.
Sekolah setempat berencana mengupayakan tuntutan pidana terhadap tiga siswa tersebut, terkait tindakan memalsukan 'dokumen terkait kesehatan' meskipun pihak sekolah tidak berencana mengeluarkan mereka.
Tidak disebutkan secara jelas usia ketiga siswa yang memalsukan hasil tes Corona tersebut.
Lebih lanjut, Thiriet mengakui bahwa para siswa berada pada 'situasi sulit' akibat pandemi Corona, namun itu tidak lantas membenarkan tindakan ketiga siswa tersebut.