Seorang aktivis pro-demokrasi Hong Kong, Nathan Law, menerima suaka politik dari pemerintah Inggris. Law tiba di Inggris pada Juli tahun lalu setelah China memberlakukan undang-undang (UU) keamanan nasional yang banyak dikritik di Hong Kong, kota asalnya.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (8/4/2021), langkah ini diperkirakan akan menambah ketegangan antara London dan Beijing karena Inggris membuka pintu untuk lebih dari 5 juta warga Hong Kong setelah UU keamanan nasional tersebut diberlakukan.
"Setelah melakukan sejumlah wawancara dalam empat bulan, Kantor Departemen Dalam Negeri Inggris memberitahu saya bahwa permohonan suaka saya disetujui," tutur Law dalam pernyataan via Twitter pada Rabu (7/4) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fakta bahwa saya diburu di bawah undang-undang keamanan nasional menunjukkan bahwa saya menghadapi persekusi politik parah dan saya tidak mungkin kembali ke Hong Kong tanpa risiko," imbuhnya.
Semakin menambah iming-iming untuk membujuk warga Hong Kong, otoritas Inggris menjanjikan 43 juta Poundsterling (Rp 858 miliar) untuk membantu mereka mencari pekerjaan, rumah dan sekolah di bawah inisiatif yang mengizinkan jutaan orang bermukim di wilayahnya.
Inggris menuduh China melakukan sejumlah pelanggaran kesepakatan yang disepakati saat kota semi-otonomi itu diserahkan kembali ke China tahun 1997 silam.
Disebutkan Inggris bahwa undang-undang keamanan nasional China dan langkah tersebut mendiskualifikasi legislator pro-demokrasi yang merusak otonomi tingkat tinggi di Hong Kong.
Tonton juga Video: Militer Ambil Alih Kantor Kedutaan Myanmar di Inggris
Para pejabat Hong Kong dan China menyatakan bahwa undang-undang tersebut penting untuk menutup celah dalam pertahanan keamanan nasional yang terbuka selama unjuk rasa sarat kekerasan sepanjang tahun 2019 lalu.
China berulang kali menyerukan negara-negara Barat berhenti mencampuri urusan dalam negeri Hong Kong.
Terlepas dari itu, diketahui bahwa warga Hong Kong menjadi investor terbesar kelima di kawasan London bagian tengah pada Agustus tahun lalu dan telah berkontribusi menaikkan harga di beberapa distrik populer di luar ibu kota Inggris.
Inggris memperkirakan bahwa lebih dari 300 ribu warga Hong Kong bisa melakukan emigrasi dalam lima tahun ke depan, dan Bank of America memperkirakan kepindahan warga Hong Kong ke Inggris bisa memicu aliran modal hingga US$ 36 miliar (Rp 524 triliun) pada tahun 2021 ini.