Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, yang kini dibui menegaskan akan terus melanjutkan aksi mogok makan yang dilakukannya sejak pekan lalu demi menuntut perawatan medis yang memadai. Navalny kini dilaporkan menderita batuk parah dan demam di dalam bui.
Seperti dilansir AFP, Senin (6/4/2021), Navalny (44) yang dijuluki pengkritik Kremlin ini mengumumkan aksi mogok makan pada Rabu (31/3) pekan lalu, setelah mengeluhkan seorang dokter penjara yang hanya memberinya obat peredam sakit untuk keluhan sakit punggung dan mati rasa di kakinya.
Tim Navalny keesokan harinya menyatakan dia sudah kehilangan berat badan 8 kilogram sebelum melakukan aksi mogok makan -- turun dari 93 kilogram yang tercatat saat dia tiba di penjara tempatnya ditahan. Turunnya berat badan Navalny itu disebut karena kurang tidur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Senin (5/4) waktu setempat, Navalny dalam postingan Instagram-nya melaporkan penyakit baru yang dideritanya.
"Saya mengutip data resmi dari pengukuran suhu hari ini: 'Navalny A.A., batuk parah, suhu 38,1 (Celsius)," tulisnya.
"N.B. Saya melanjutkan aksi mogok makan saya, tentu saja," imbuh Navalny.
Sementara itu, laporan media lokal Rusia pro-Kremlin, Izvestia, melaporkan bahwa Navalny telah dipindahkan ke unit medis untuk observasi, dengan 'tanda-tanda masalah pernapasan, terutama demam tinggi'.
Tonton juga Video: Tuntut Pembebasan Navalny, 5.100 Demonstran di Rusia Ditahan
Menurut Izvestia yang mengutip otoritas penjara tempat Navalny ditahan, semua tes yang diperlukan telah dilakukan, termasuk tes virus Corona (COVID-19).
Tidak ada konfirmasi soal pemindahan ke unit medis dari tim Navalny.
Navalny tengah menjalani masa hukuman selama 2,5 tahun atas dakwaan penipuan yang dijeratkan kepadanya sejak lama. Dia kini mendekam di sebuah penjara di kota Pokrov, yang berjarak sekitar 100 kilometer di sebelah timur Moskow. Penjara itu dikenal dengan disiplin tingginya pada para narapidana.