Penasihat Duterte Ingatkan China Soal Ratusan Kapalnya di Laut China Selatan

Penasihat Duterte Ingatkan China Soal Ratusan Kapalnya di Laut China Selatan

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 05 Apr 2021 16:59 WIB
In this March 7, 2021, photo provided by the Philippine Coast Guard/National Task Force-West Philippine Sea, some of the 220 Chinese vessels are seen moored at Whitsun Reef, South China Sea. The Philippine government expressed concern after spotting more than 200 Chinese fishing vessels it believed were crewed by militias at a reef claimed by both countries in the South China Sea, but it did not immediately lodge a protest. (Philippine Coast Guard/National Task Force-West Philippine Sea via AP)
Ratusan kapal China di Laut China Selatan yang membuat Filipina geram (Philippine Coast Guard/National Task Force-West Philippine Sea via AP)
Manila -

Aksi 'penyusupan' wilayah oleh ratusan kapal China di perairan Laut China Selatan memicu ketegangan antara Filipina dan China. Penasihat Presiden Rodrigo Duterte memperingatkan bahwa situasi itu bisa memicu 'permusuhan yang tak diinginkan'.

Seperti dilansir AFP, Senin (5/4/2021), Salvador Panelo yang merupakan penasihat kepresidenan untuk persoalan hukum, menyebut keberadaan kapal-kapal itu di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Filipina (EEZ) sebagai noda yang tidak diinginkan dalam hubungan Filipina dan China.

"Itu mungkin memicu permusuhan yang tidak diinginkan yang lebih baik tidak diwujudkan oleh kedua negara," cetus Panelo dalam peringatannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita bisa berunding tentang masalah-masalah yang menjadi kekhawatiran dan keuntungan bersama, tapi jangan melakukan kesalahan terkait itu -- kedaulatan kita tidak dapat dinegosiasikan," tegasnya.

Meskipun para diplomat dan jenderal militer Filipina mengkritik China secara tajam beberapa waktu terakhir, pernyataan Panelo ini menjadi tanggapan paling keras dari kantor Duterte, yang menunjukkan keengganan untuk mengkonfrontasi China setelah melontarkan tawaran mengejutkan ke Beijing usai dia menjabat.

ADVERTISEMENT

Keengganan Duterte untuk menekan China agar mematuhi putusan arbitrase tahun 2016 yang menguntungkan Filipina, telah membuat frustrasi kalangan nasionalis. Mereka menyebut Duterte digoda oleh janji-janji pinjaman dan investasi China, yang hanya terwujud sedikit.

Duterte sebelumnya menyatakan bahwa tindakan menantang China berisiko memicu perang.

Bulan lalu, Filipina melayangkan nota protes diplomatik soal keberadaan 220 kapal China yang 'berkerumun dan mengancam' di dekat Whitsun Reef. Kapal-kapal yang diyakini diawaki oleh milisi itu telah menyebar ke area-area lainnya di dalam EEZ Filipina.

Lebih lanjut, Panelo menyatakan Filipina tidak dibutakan oleh langkah kemanusiaan China di tengah pelanggaran hukum internasional dan hak-hak kedaulatan Filipina. Dia merujuk pada donasi vaksin virus Corona (COVID-19) dari China ke Filipina.

Belum ada tanggapan dari China terkait peringatan Panelo ini. Sebelumnya otoritas China menyebut kapal-kapalnya berlindung dari gelombang laut yang ganas dan tidak ada milisi di dalamnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads