Menteri Transportasi Taiwan mengatakan dirinya tidak akan melalaikan tanggung jawab terkait kecelakaan kereta api mematikan pada Jumat (2/4) lalu. Hal itu disampaikan usai tawaran pengunduran dirinya ditolak oleh Perdana Menteri.
Seperti dilansir Reuters, Minggu (4/4/2021) kecelakaan terjadi usai sebuah kereta ekspres menabrak sebuah truk yang tergelincir ke rel di dekat kota pesisir timur Hualien pada hari Jumat lalu. Dalam kecelakaan kereta api terparah dalam 7 dekade di Taiwan itu, sebanyak 51 orang telah dipastikan tewas.
Berbicara di lokasi kecelakaan, Lin Chia-lung mengatakan dia tidak akan menghindari tanggung jawab atas insiden mengerikan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya juga bertugas meminimalkan kerusakan yang diakibatkan oleh keseluruhan kecelakaan. Setelah seluruh pekerjaan penyelamatan selesai, saya akan bertanggung jawab," katanya.
Perdana Menteri Su Tseng-chang mengatakan Lin telah menawarkan secara lisan untuk mengundurkan diri pada hari Sabtu (3/4) lalu, namun Su menolak. Ia mengatakan saat ini upaya yang dilakukan harus berfokus pada penyelamatan dan pemulihan jalur kereta.
Jaksa Taiwan sedang menyelidiki manajer lokasi konstruksi, Lee Yi-hsiang, yang truknya diduga tidak mengerem dengan benar. Lee sempat dibebaskan namun usai jaksa mengajukan banding, kasus Lee akan dikirim kembali ke pengadilan yang lebih rendah.
Kementerian Transportasi, dan administrasi kereta api yang berada di bawahnya, menghadapi pemeriksaan, termasuk mengapa tidak ada pagar di lokasi tersebut dan apakah terlalu banyak tiket khusus berdiri yang terjual.
Para pejabat mengatakan hampir 500 orang berada di kereta itu - 372 orang duduk dan 120 lainnya berdiri di lorong.
Tonton juga Video: Tabrakan Dua Kereta di Mesir Tewaskan 32 Orang