Selain menggunakan gas air mata dan senjata tumpul,polisi dan militer semakin sering menggunakan peluru tajam untuk melukai atau membunuh demonstran, meski dalam situasi tenang.
Tercatat, sejauh ini sebanyak 2.700 demonstran dan pegiat demokrasi berada dalam tahanan kepolisian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tindak kekerasan di Myanmar bereskalasi dalam beberapa pekan terakhir, kabar organisasi Save the Children. Angka kematian anak-anak terutama meningkat dua kali lipat dalam 12 hari terakhir.
"Kami terkejut bahwa anak-anak masih menjadi target serangan fatal, meski imbauan berulang kali untuk melindungi anak-anak," tulis lembaga tersebut dalam sebuah keterangan pers yang dilansir AFP.
"Yang paling mengerikan adalah adanya laporan bahwa beberapa anak-anak dibunuh ketika sedang berada di rumah, di mana mereka seharusnya aman dari kejahatan," imbuhnya.
(ita/ita)