Jepang telah menghentikan bantuan barunya ke Myanmar sebagai tanggapan atas kudeta di negara tersebut. Diketahui Jepang merupakan pendonor bantuan utama untuk Myanmar.
Seperti dilansir AFP, Rabu (31/3/2021), Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi, mengatakan penangguhan bantuan akan mengirimkan pesan yang "jelas" bagi Myanmar.
"Untuk Myanmar, Jepang adalah penyedia bantuan ekonomi terbesar," ucap Motegi kepada parlemen Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa sikap yang diambil Jepang dalam hal bantuan ekonomi? Tidak ada bantuan baru. Kita mengambil posisi yang jelas untuk ini," lanjutnya.
Sebelumnya, Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa telah mengumumkan serangkaian sanksi yang menargetkan polisi dan komandan militer yang terkait dengan kudeta, serta perusahaan-perusahaan milik junta militer Myanmar.
Lebih lanjut, Jepang, yang memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan Myanmar dan hubungan jangka panjang dengan militernya, memilih untuk tidak mengambil tindakan yang bersifat menghukum secara langsung.
"Kebijakan mana yang benar-benar efektif untuk Myanmar? Saya kira jawabannya jelas," kata Motegi.
"Bukannya karena sanksi-sanksi itu berani dan non-sanksi tidak berani," imbuhnya kepada sebuah komite legislatif.
Menurut media lokal, penangguhan tersebut dilaporkan hanya mempengaruhi bantuan baru, bukan proyek yang sudah berjalan.
Tonton juga Video: Indonesia Kecam Keras Tragedi Pembunuhan di Myanmar!
Lebih dari 500 warga sipil telah tewas dalam tindakan keras militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa, dan sejumlah negara dunia mengecam atas kampanye melawan gerakan anti-kudeta.
Jepang telah mengkritik kudeta di Myanmar dan menyerukan pemulihan demokrasi. Negara itu juga menghadapi dorongan untuk mengambil posisi lebih tegas terkait krisis tersebut.
Selama ini, Jepang selalu memelihara hubungan baik dengan Myanmar, namun juga mendukung perjuangan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, yang pernah tinggal sebentar di Kyoto sebagai peneliti muda.
Ribuan warga negara Jepang dan ratusan perusahaan Jepang diyakini berada di Myanmar.
Jepang juga dilaporkan sebagai investor asing terbesar kelima di negara tersebut.