Otoritas China menerapkan lockdown terhadap kota Ruili di bagian barat daya wilayahnya, yang dekat dengan perbatasan Myanmar. Lockdown diterapkan setelah enam kasus penularan lokal virus Corona (COVID-19) kembali terdeteksi di wilayah tersebut.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (31/3/2021), otoritas kesehatan Provinsi Yunnan, yang menjadi lokasi kota Ruili, melaporkan enam kasus baru Corona yang bergejala terdeteksi dari warga China. Kasus-kasus ini menandai klaster signifikan pertama dalam nyaris dua bulan terakhir.
Sementara tiga kasus Corona lainnya yang tanpa gejala (asymptomatic) terdeteksi dari warga Myanmar. Ketiganya dilaporkan berusia 24-28 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai penindakan dari kemunculan kasus baru ini, warga kota Ruili diperintahkan untuk menjalani karantina di rumah selama sepekan. Otoritas setempat juga mengelar tes Corona massal terhadap semua warga kota tersebut.
Warga di kota itu tidak boleh meninggalkan rumah mereka tanpa 'alasan khusus' dan hanya satu orang dari setiap rumah yang bisa pergi keluar membeli kebutuhan sehari-hari dengan izin otoritas setempat.
Kasus-kasus baru Corona ini terdeteksi usai dilakukannya tes nucleic acid rutin terhadap penduduk kota tersebut. Otoritas kesehatan setempat tidak menjelaskan bagaimana mereka tertular Corona.
Pada Rabu (31/3) waktu setempat, otoritas kota Ruili menegaskan akan menindak tegas aktivitas perlintasan perbatasan ilegal.
Otoritas kota ini hanya mengizinkan orang-orang dengan hasil tes Corona negatif dalam 72 jam terakhir untuk meninggalkan kota tersebut. Semua orang dan kendaraan yang hendak masuk ke kota itu juga diperintahkan putar balik.
Kota Ruili menjadi titik transit penting bagi Provinsi Yunnan, yang berjuang memantau perbatasan darat sepanjang 4.000 kilometer dengan Laos, Myanmar dan Vietnam di tengah gelombang imigran ilegal yang marak mencari perlindungan dari pandemi Corona sejak tahun lalu.
Situasi itu semakin genting setelah Myanmar dilanda kudeta militer, dengan otoritas setempat mengkhawatirkan adanya aliran warga Myanmar yang melarikan diri dari negaranya jika tindak kekerasan terus berlanjut.
Tahun lalu, otoritas kota Ruili menerapkan langkah serupa setelah mendeteksi kasus Corona impor dari Myanmar.