Jerman Batasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca karena Risiko Pembekuan Darah

Jerman Batasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca karena Risiko Pembekuan Darah

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 31 Mar 2021 10:25 WIB
ROME, ITALY - MARCH 05: A healthcare worker of the Italian Army prepares doses of the AstraZeneca COVID-19 vaccine, as part of COVID-19 vaccinations plan for the military personnel, on March 5, 2021 in Rome, Italy. The Italian government blocked the shipment of 250,000 doses of the Oxford/AstraZeneca vaccine developed by the Anglo-Swedish group and produced in a factory near Rome. This is the first time that a European country has applied new rules to control vaccine exports, adopted in January. (Photo by Antonio Masiello/Getty Images)
Ilustrasi -- Vaksin AstraZeneca (dok. Getty Images/Antonio Masiello)
Berlin -

Otoritas Jerman menangguhkan penggunaan rutin vaksin virus Corona (COVID-19) buatan AstraZeneca-Oxford untuk orang-orang berusia 60 tahun ke bawah. Penyebabnya, ada risiko kasus pembekuan darah yang langka di kalangan penerima vaksin tersebut.

Seperti dilansir BBC, Rabu (31/3/2021), regulator obat-obatan Jerman menemukan 31 kasus pembekuan darah langka di antara nyaris 2,7 juta orang yang telah menerima suntikan vaksin ini di berbagai wilayah Jerman.

Otoritas Kanada sebelumnya juga menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk orang-orang berusia 55 tahun ke bawah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, bersama jajaran menteri kesehatan dari 16 wilayah memutuskan untuk menangguhkan penggunaan rutin vaksin AstraZeneca-Oxford untuk orang-orang berusia 60 tahun ke bawah dalam rapat darurat pada Selasa (30/3) waktu setempat.

Dalam dokumen yang dilihat DPA News Agency disebutkan bahwa orang-orang berusia 60 tahun ke bawah masih bisa meneirma suntikan vaksin AstraZeneca-Oxford namun hanya 'atas kebijaksanaan dokter, dan setelah dilakukan analisis risiko individu dan mendapat penjelasan menyeluruh'.

ADVERTISEMENT

Keputusan untuk membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca-Oxford itu didasarkan pada saran komisi vaksin Jerman atau Stiko.

"Setelah beberapa kali melakukan konsultasi, Stiko, dengan bantuan para pakar eksternal, diputuskan oleh mayoritas untuk merekomendasikan vaksin COVID-19 AstraZeneca hanya untuk orang-orang yang berusia 60 tahun ke atas berdasarkan data yang tersedia soal terjadinya efek samping tromboemboli sangat parah tapi langka," demikian pernyataan Stiko.

Simak juga 'Jerman Lanjut Gunakan Vaksin AstraZeneca, Dinilai Aman oleh EMA':

[Gambas:Video 20detik]



Stiko menambahkan bahwa saran tambahan soal suntikan penguat akan dirilis pada akhir April untuk kalangan yang berusia lebih muda yang telah menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca-Oxford.

Usai pengumuman itu, beberapa kota di Jerman seperti Berlin dan Munich, wilayah Brandenburg, menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca-Oxford untuk orang-orang berusia 60 tahun ke bawah.

Jerman menjadi salah satu negara Eropa yang sempat menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca-Oxford pada awal bulan ini, saat regulator obat Uni Eropa atau EMA tengah mengkaji dugaan keterkaitan vaksin itu dengan kasus pembekuan darah langka di sejumlah negara Eropa.

Saat EMA menyatakan vaksin AstraZeneca-Oxford 'aman dan efektif', Jerman bersama negara-negara Eropa lainnya melanjutkan penggunaannya, namun penyelidikan terus berlanjut.

Regulator obat-obatan Jerman, Paul Ehrlich Institute, menemukan 31 kasus cerebral sinus vein thrombosis (CVST) di kalangan orang-orang yang telah menerima suntikan vaksin AstraZeneca-Oxford di Jerman. Nyaris semua kasus dilaporkan terjadi terhadap wanita muda dan paruh baya.

Menanggapi keputusan otoritas Jerman, pihak AstraZeneca menegaskan bahwa regulator internasional mendapati manfaat vaksin Corona buatannya lebih besar dari risikonya. Pihak AstraZeneca menyatakan akan terus menganalisis database-nya untuk memahami 'apakah kasus pembekuan darah yang sangat langka terkait dengan trombositopenia terjadi lebih umum dari yang diharapkan terjadi secara alami dalam populasi jutaan orang'.

"Kami akan terus bekerja dengan otoritas Jerman untuk menjawab setiap pertanyaan yang mungkin mereka miliki," imbuh pernyataan itu.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads