Pengadilan Vietnam menjatuhkan hukuman percobaan selama dua tahun terhadap seorang pramugara Vietnam Airlines yang dinyatakan bersalah menyebarkan virus Corona (COVID-19) di negara tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (30/3/2021), Duong Tan Hau (29) dinyatakan bersalah telah melanggar aturan karantina Corona di Vietnam dan menularkan virus tersebut kepada orang lain. Sidang kasus ini digelar selama satu hari di pengadilan Ho Chi Minh City pada Selasa (30/3) waktu setempat.
Kementerian Keamanan Publik Vietnam dalam pernyataannya menyebut Hau terbukti bersalah atas dakwaan 'menyebarkan penyakit menular berbahaya'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dakwaan yang diunggah ke situs kepolisian setempat, Hau didakwa melanggar aturan karantina wajib selama 14 hari dan bertemu 46 orang lainnya setibanya dari Jepang pada November tahun lalu. Hau malah berbaur dengan orang lain saat dirinya seharusnya menjalani karantina wajib.
Dakwaan menyebut bahwa Hau mengunjungi beberapa kafe, restoran dan menghadiri kelas bahasa Inggris saat dirinya seharusnya mengisolasi diri.
Akibat dari tindakan sembrononya itu, Hau dinyatakan positif Corona pada 28 November tahun lalu.
Pelanggaran karantina yang dilakukan Hau berdampak pada karantina dan tes massal terhadap sekitar 2.000 orang lainnya, yang memakan biaya hingga 4,48 miliar Dong Vietnam (Rp 2,8 miliar).
Tonton juga Video: Varian Baru Corona Inggris Mulai Masuk Vietnam
Media nasional Vietnam menyebut Hau telah menularkan virus Corona terhadap tiga orang lainnya.
"Pelanggaran Hau sangat serius, menempatkan masyarakat dalam bahaya dan membahayakan keselamatan masyarakat," demikian pernyataan otoritas setempat.
Vietnam selama ini dipuji atas upayanya mengendalikan virus Corona melalui tes massal dan pelacakan cepat serta karantina terpusat yang ketat. Sejauh ini, otoritas Vietnam mencatat kurang dari 2.600 kasus Corona, dengan sedikitnya 35 kematian.
Pada Desember tahun lalu, Vietnam menjatuhkan vonis 10 tahun penjara terhadap Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hanoi setelah mendapatinya melakukan kesalahan terkait pengadaan perlengkapan yang dimaksudkan untuk membantu mengendalikan wabah Corona.