Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, marah dan menyerang dua pakar kesehatan terkemuka AS setelah mereka mengkritik cara penanganan pandemi virus Corona (COVID-19) selama era kepresidenannya.
Seperti dilansir AFP, Selasa (30/3/2021), dalam pernyataan bernada marah pada Senin (29/3) waktu setempat, Trump melontarkan serangan verbal untuk Anthony Fauci dan Deborah Birx.
"Dua orang yang suka mempromosikan diri, yang mencoba menciptakan kembali sejarah untuk menutup naluri buruk dan rekomendasi yang salah, yang untungnya hampir selalu saya batalkan," sebut Trump merujuk pada Fauci dan Birx.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Trump menuduh Fauci yang memimpin Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) berusaha mengambil kredit untuk pengembangan vaksin Corona. "Mengatur situasi untuk membuat dirinya terlihat sebaik mungkin," cetus Trump merujuk ke Fauci.
Trump menyebut Birx, yang mantan koordinator satuan tugas virus Corona, sebagai 'pembohong yang telah terbukti dengan sedikit kredibilitas yang tersisa'.
Luapan kemarahan Trump ini dilontarkan setelah Fauci mengatakan kepada CNN soal betapa terkejutnya dirinya saat Trump, pada April tahun lalu, menyerukan negara-negara bagian untuk 'membebaskan' diri saat para pakar memohon publik AS mematuhi perintah penutupan bisnis.
Birx dalam sebuah wawancara -- saat dia masih bekerja di Gedung Putih -- menuturkan bahwa dirinya menerima panggilan telepon yang 'sangat tidak nyaman' dari Trump setelah berbicara di depan umum soal penyebaran cepat Corona.
Tonton juga video 'AS Curigai Laporan WHO soal Asal Corona, China: Tak Berdasar':
Birx juga menyebut bahwa 'pemerintah federal tidak memberikan pesan yang konsisten kepada rakyat Amerika dan itu menjadi kesalahan nomor satu'.
Wawancara Fauci dan Birx itu merupakan bagian dari film dokumenter CNN soal pandemi Corona. Birx kini memilih pensiun setelah reputasinya ternoda pada era Trump. Sedangkan Fauci (80) kini menjadi penasihat utama pandemi untuk Gedung Putih di bawah Presiden Joe Biden.
"Dr Fauci dan Dr Birx bergerak terlalu lamban, dan jika itu terserah pada mereka, kita saat ini akan terkunci di ruang bawah tanah saat negara kita mengalami derpresi finansial," sebut Trump.
Trump menambahkan: "Birx adalah penasihat medis yang buruk, itulah sebabnya saya jarang mengikuti nasihatnya."
Trump memiliki kebiasaan untuk menyerang balik setiap kritikan yang diarahkan terhadapnya. Setelah mengakhiri masa jabatannya dan pindah ke Florida, dia memilih tidak menonjolkan diri. Namun diketahui bahwa di bawah Trump, jumlah kematian akibat Corona melonjak menjadi angka tertinggi di dunia. Trump menolak memakai masker, menolak penutupan bisnis dan berbagai tindakan lainnya untuk mengendalikan penyebaran Corona.