Sejumlah pakar Kanada merekomendasikan penghentian penggunaan vaksin AstraZeneca untuk orang-orang yang berusia di bawah 55 tahun, setelah sebagian kecil pasien di luar negeri menderita pembekuan darah usai divaksin.
Seperti dilansir AFP, Selasa (30/3/2021), Provinsi Manitoba dan Quebec adalah yang pertama mengikuti pedoman baru Komite Penasihat Nasional untuk Imunisasi dan Kesehatan (NACI) ini, dengan masing-masing wilayah bertanggung jawab atas program vaksinnya sendiri.
"Ada ketidakpastian yang substansial tentang manfaat pemberian vaksin AstraZeneca untuk orang dewasa di bawah usia 55 tahun," kata Wakil Kepala Kesehatan Masyarakat Kanada Howard Njoo dalam konferensi pers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini, kami menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca untuk orang dewasa di bawah usia 55 tahun, menunggu analisis risiko-manfaat lebih lanjut," katanya.
Sementara itu, untuk warga Kanada yang sudah terlanjur menerima suntikan AstraZeneca dalam 20 hari terakhir disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Pada dokter dari Health Canada dan NACI mengatakan bahwa produsen vaksin - yang sekarang telah memasang peringatan pada label - akan diminta untuk melakukan penilaian rinci tentang manfaat dan risiko vaksin berdasarkan usia dan jenis kelamin.
"Sampai saat ini, tidak ada kasus (gumpalan darah) yang dilaporkan di Kanada," kata Kepala Petugas Medis Health Canada, Supriya Sharma.
"Namun melalui kerja sama internasional kami yang sedang berlangsung, Health Canada menjadi sadar bahwa kasus tambahan dari peristiwa ini telah dilaporkan di Eropa," katanya.
Simak juga video 'MUI Tegaskan Vaksin AstraZeneca Boleh Digunakan Selama Pandemi':
Sebelumnya pada awal bulan ini, NACI mendesak pemberian vaksin AstraZeneca hanya kepada orang-orang yang berusia 18 hingga 64 tahun, dengan mengatakan uji klinis tidak melibatkan cukup lansia. NACI kemudian merevisi rekomendasinya untuk menyertakan orang-orang berusia 65 ke atas setelah meninjau "bukti nyata" tentang keefektifannya pada usia lanjut.
Vaksin AstraZeneca disetujui untuk digunakan di Kanada pada bulan Februari lalu, bersamaan dengan vaksin Johnson & Johnson, Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Wakil ketua NACI, Shelley Deeks mengatakan sebagian besar dampak buruk kesehatan yang diamati berdampak pada wanita di bawah 55 tahun, dan terjadi antara 4-16 minggu setelah menerima vaksin.
"Mekanisme pasti vaksin AstraZeneca untuk memicu kejadian tersebut masih dalam penyelidikan," kata Deeks.
Kanada dijadwalkan menerima 1,5 juta dosis AstraZeneca dari Amerika Serikat, yang belum disetujui penggunaannya di dalam negeri.
Secara terpisah, Kanada telah memesan 20 juta dosis vaksin AstraZeneca ditambah dua juta dosis lagi dari formula yang sama yang dibuat oleh Serum Institute of India.
Kontroversi vaksin AstraZeneca terus berlangsung di mana Inggris, yang mengembangkannya, dengan kukuh mendukung penggunaannya. Sementara, Afrika Selatan langsung menolaknya, dan lebih dari belasan negara Uni Eropa sempat menangguhkan vaksin ini pada pertengahan Maret lalu.
(izt/ita)