Otoritas Mesir telah menangkap delapan orang terkait insiden tabrakan kereta api beberapa hari lalu. Dalam pernyataan yang disampaikan jaksa pada Senin (29/3), jumlah korban tewas akibat kejadian itu juga direvisi menjadi 18 orang.
Diketahui pada hari Jumat (26/3) sebuah kereta api yang melaju menabrak kereta lain di distrik Tahta, provinsi Sohag Selatan, menyebabkan sebuah gerbong terlempar ke udara dan 200 orang terluka.
"Jaksa Agung memerintahkan agar kedua masinis, dua asisten mereka, penjaga menara pengawas lalu lintas, kepala pengawas lalu lintas di Assiut dan dua penjaga lainnya ditahan," kata jaksa penuntut, seperti dilansir AFP, Senin (29/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber keamanan dan peradilan mengatakan kepada AFP bahwa delapan orang itu telah ditangkap pada hari Jumat (26/3) dan Sabtu (27/3) dan ditempatkan dalam penahanan sementara selama empat hari.
Jumlah korban dari kecelakaan itu - salah satu dari beberapa bencana kereta api di Mesir dalam beberapa tahun terakhir - direvisi menjadi 18 korban. Sebelumnya Menteri Kesehatan Hala Zayed mengatakan korban tewas mencapai 32 orang.
Jaksa juga merevisi jumlah korban luka menjadi 200, naik dari 185 yang disebutkan oleh Menteri Kesehatan sebelumnya.
Dikatakan para penyelidik telah berbicara dengan 133 orang yang terluka, kebanyakan dari mereka mengalami patah tulang, serta 10 petugas kereta api, staf stasiun dan tiga petugas polisi yang bertanggung jawab atas keamanan kereta api.
Diketahui satu kereta sedang melakukan perjalanan antara kota selatan Luxor-Alexandria, sementara kereta lainnya melakukan perjalanan antara kota selatan Aswan-Kairo.
Rekaman kamera keamanan dari insiden itu yang dilihat AFP menunjukkan salah satu gerbong terlempar ke udara dengan keras di tengah kepulan debut saat sebuah rangkaian kereta lainnya menabraknya dari belakang. Dua gerbong terguling dan puing logam yang penyok dan bengkok menonjol keluar dari gerbong kereta, dengan puluhan orang berkumpul di sekitar salah satu gerbong yang terguling.
Seorang personel wajib militer yang berada di kereta tujuan Kairo mengatakan kepada AFP bahwa kereta kedua menabrak kereta yang dia tumpangi sekitar 15 menit setelah berhenti.
Menteri Transportasi Kamel al-Wazir mengatakan kecelakaan kereta terjadi akibat adanya kesalahan manusia atau intervensi. Ia juga berjanji untuk mengotomatiskan jaringan kereta api Mesir pada tahun 2024.
Presiden Abdel Fattah al-Sisi telah menjanjikan hukuman berat bagi mereka yang bertanggung jawab atas kecelakaan itu, yang terbaru dari serangkaian kecelakaan kereta api yang terjadi di Mesir.
Salah satu kecelakaan kereta api paling mematikan di Mesir terjadi pada tahun 2002, ketika 373 orang tewas saat kebakaran melanda kereta yang padat di selatan Kairo.