Pelayat Korban Tewas Antikudeta Junta Myanmar Ditembaki!

Pelayat Korban Tewas Antikudeta Junta Myanmar Ditembaki!

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Minggu, 28 Mar 2021 18:00 WIB
YANGON, MYANMAR - MARCH 21: (EDITORS NOTE: Image contains graphic content) Mourners prepare to carry the body of Aung Kaung Htet, 15, who was killed when military junta forces opened fire on anti-coup protesters, in a coffin during his funeral on March 21, 2021 in Yangon, Myanmar. Myanmars military Junta charged deposed de-facto leader Aung San Suu Kyi with accepting bribes and taking illegal payments in gold, as it also continued a brutal crackdown on a nationwide civil disobedience movement in which thousands of people have turned out in continued defiance of tear gas, rubber bullets and live ammunition. Over 180 people have been killed so far according to the U.N. (Photo by Stringer/Getty Images)
Ilustrasi pemakaman korban tembak pasukan keamanan Myanmar (Foto: Getty Images)
Yangon -

Pasukan keamanan Myanmar melepaskan tembakan ke arah orang-orang yang berkumpul untuk pemakaman salah satu dari 114 orang yang tewas dalam hari berdarah pada hari Sabtu (27/3). Kejadian tersebut terjadi di sebuah pemakaman di kota Bago, dekat ibukota komersial Yangon pada Minggu (28/3) waktu setempat.

"Saat kami menyanyikan lagu revolusi untuknya, pasukan keamanan baru saja datang dan menembak kami," kata seorang wanita bernama Aye, yang hadir pada pemakaman Thae Maung Maung, seorang siswa berusia 20 tahun yang ditembak pada hari sebelumnya.

"Orang-orang, termasuk kami, lari saat mereka melepaskan tembakan." imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir Reuters, Minggu (28/3) dalam insiden terpisah di lokasi lain, dilaporkan ada dua orang tewas ditembak. Menurut Myanmar Now, satu orang tewas ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan ke sekelompok pengunjuk rasa di dekat ibu kota Naypyitaw.

Sejauh ini belum ada laporan terkait protes skala besar di Yangon atau di Mandalay pada hari Minggu. Sementara upacara pemakaman diadakan di berbagai lokasi di Myanmar.

ADVERTISEMENT

Setidaknya enam anak-anak berusia antara 10-16 tahun termasuk di antara mereka yang tewas pada perayaan Hari Angkatan Bersenjata tersebut.

Jatuhnya banyak korban mengundang kecaman baru dari negara-negara Barat. Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Myanmar mengatakan junta melakukan "pembunuhan massal" dan meminta dunia untuk mengisolasi junta dan menghentikan aksesnya terhadap persenjataan.

"Kami memberi hormat kepada pahlawan kami yang mengorbankan nyawa selama revolusi ini dan Kami Harus Memenangkan REVOLUSI Ini," kata salah satu kelompok protes utama, Komite Pemogokan Umum Nasional (GSCN) di Facebook.

Simak Video: Hari Berdarah Kudeta Myanmar, 50 Orang Tewas Sehari!

[Gambas:Video 20detik]



Sementara itu, pada Sabtu (27/3) terjadi pertempuran antara junta militer dan kelompok etnis bersenjata yang menguasai sebagian besar negara itu.

"Serangan jet-jet militer telah menewaskan sedikitnya tiga orang di sebuah desa yang dikendalikan oleh kelompok bersenjata dari minoritas Karen," kata sebuah kelompok masyarakat sipil, setelah faksi Serikat Nasional Karen sebelumnya mengatakan telah menyerbu sebuah pangkalan militer di dekat perbatasan Thailand dan menewaskan 10 orang.

Serangan udara itu membuat penduduk desa melarikan diri ke hutan.

Serangan lainnya juga terjadi pada hari Minggu (28/3) antara kelompok bersenjata Tentara Kemerdekaan Kachin dan militer di daerah pertambangan batu giok Hpakant. Media Kachinwaves melaporkan pasukan Kachin menyerang sebuah kantor polisi dan militer menanggapinya dengan serangan udara.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads