Para Menteri Pertahanan Dunia Kecam Tindakan Kekerasan Junta Myanmar

Para Menteri Pertahanan Dunia Kecam Tindakan Kekerasan Junta Myanmar

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Minggu, 28 Mar 2021 10:54 WIB
Jumlah demonstran yang tewas ditembak dalam unjuk rasa antikudeta terbaru di Myanmar bertambah menjadi enam orang.
Demo antikudeta Myanmar terus berlangsung dan menimbulkan lebih banyak korban jiwa (Foto: AP Photo)
Naypyitaw -

Para Menteri Pertahanan dari belasan negara bersama-sama mengutuk pertumpahan darah di Myanmar pada Sabtu (27/3), ketika setidaknya 90 orang - termasuk beberapa anak - tewas setelah pasukan keamanan melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa.

Seperti dilansir AFP, Minggu (28/3/2021) menurut kelompok pemantau, jumlah korban tewas sejak kudeta 1 Februari naik menjadi setidaknya 423 orang.

Para Menteri Pertahanan dari 12 negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Australia mengutuk penggunaan kekuatan mematikan oleh militer Myanmar terhadap warga sipil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seorang militer profesional mengikuti standar perilaku internasional dan bertanggung jawab untuk melindungi - tidak merugikan - orang-orang yang dilayaninya," kata pernyataan bersama tersebut.

"Kami mendesak Angkatan Bersenjata Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan bekerja untuk memulihkan rasa hormat dan kredibilitas dengan rakyat Myanmar yang telah hilang melalui tindakannya."

ADVERTISEMENT

Di momen peringatan Hari Angkatan bersenjata pada Sabtu (27/3), digelar parade militer di ibu kota Naypyitaw. Pemimpin Junta, Jenderal Min Aung Hlaing memperingatkan dalam pidatonya bahwa tindakan "terorisme" tidak dapat diterima.

Kelompok Pemantau lokal Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan kekerasan meletus di seluruh negeri, dimana para anggota militer menggunakan peluru tajam di lebih dari 40 kota di sembilan wilayah, termasuk kota terbesar Yangon.

Menjelang matahari terbenam, hari Sabtu menjadi hari paling mematikan sejak junta merebut kekuasaan dengan sedikitnya 90 orang telah tewas.

"Pasukan Junta menembakkan senapan mesin ke daerah pemukiman, mengakibatkan banyak warga sipil, termasuk enam anak berusia antara sepuluh dan enam belas tahun, tewas," kata AAPP.

"Fakta bahwa rezim militer menargetkan anak-anak adalah tindakan yang sangat tidak manusiawi," imbuh AAPP.

Sementara itu, dilaporkan seorang reporter di Kyeikhto, negara bagian Mon, ditembak dengan peluru tajam dan menderita luka di kaki.

Simak Video: Hari Berdarah Kudeta Myanmar, 50 Orang Tewas Sehari!

[Gambas:Video 20detik]



Pada pidatonya, Min Aung Hlaing sekali lagi membela keputusan kudeta yang dilakukan junta dan berjanji akan memberikan kekuasaan setelah pemilihan nantinya.

Meski begitu, dia juga mengeluarkan ancaman terhadap gerakan anti kudeta, memperingatkan bahwa tindakan "terorisme yang dapat membahayakan ketenangan dan keamanan negara" tidak dapat diterima.

"Demokrasi yang kami inginkan akan menjadi tidak disiplin jika mereka tidak menghormati dan melanggar hukum", katanya.

Hari Angkatan Bersenjata memperingati dimulainya perlawanan lokal terhadap pendudukan Jepang selama Perang Dunia II, dan biasanya menampilkan parade militer yang dihadiri oleh perwira dan diplomat militer asing.

Junta mengumumkan bahwa ada delapan delegasi internasional yang menghadiri acara pada hari Sabtu (27/3), termasuk dari China dan Rusia - dengan siaran media pemerintah menunjukkan wakil Menteri Pertahanan Rusia, Alexander Fomin di antara hadirin.

Halaman 2 dari 2
(izt/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads