Uji Coba Rudal Dikecam AS, Korea Utara Tuduh Biden Provokasi

Uji Coba Rudal Dikecam AS, Korea Utara Tuduh Biden Provokasi

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 27 Mar 2021 15:13 WIB
US President Joe Biden speaks about the situation in Myanmar in the South Court Auditorium of the Eisenhower Executive Office Building in Washington, DC, on February 10, 2021. - Biden said Wednesday that the United States was taking actions against Myanmars military including freezing their access to US-based assets as he urged generals to relinquish power. (Photo by SAUL LOEB / AFP)
Joe Biden (dok. AFP/SAUL LOEB)
Pyongyang -

Korea Utara (Korut) menanggapi kecaman yang disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, terhadap uji coba rudal yang dilakukan rezim komunis itu pekan ini. Biden dituduh melakukan provokasi terhadap Korut.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (27/3/2021), Korut meluncurkan dua proyektil yang disebut sebagai 'proyektil taktis tipe terbaru' yang mampu membawa hulu ledak seberat 2,5 ton pada Kamis (25/3) waktu setempat. Peluncuran ini merupakan yang kedua dilakukan Korut dalam sepekan terakhir.

Biden mengecam aktivitas peluncuran Korut itu dengan menyebutnya melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan menyarankan Korut untuk tidak meningkatkan aktivitas uji coba persenjataan militer. Biden juga memperingatkan Korut bahwa 'akan ada respons jika mereka memilih eskalasi'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ri Pyong Chol, pejabat terkemuka yang memimpin program rudal Korut, menyebut komentar Biden telah mengungkapkan 'permusuhan yang mendalam' terhadap Korut.

"Pernyataan seperti itu dari Presiden AS merupakan gangguan yang tidak disamarkan terhadap hak mempertahankan diri dari negara kami dan provokasi untuk itu," cetus Ri dalam pernyataan yang dirilis Korean Central News Agency (KCNA).

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Ri menyebut Korut menyampaikan 'keprihatinan mendalam atas kepala eksekutif AS yang menyalahkan uji coba reguler, (sebuah) praktik hak membela diri dari negara kami, sebagai pelanggaran terhadap 'resolusi' PBB'.

"Jika AS terus melanjutkan pernyataan yang sembrono tanpa memikirkan konsekuensinya, AS mungkin akan menghadapi sesuatu yang tidak baik," imbuhnya.

Lihat juga Video: Ekspresi Biden Ditanya soal Aktivitas Rudal Korea Utara

[Gambas:Video 20detik]



Ri juga menyebut pemerintahan Biden telah salah mengambil langkah pertama dalam berhadapan dengan Korut.

"Kami sama sekali tidak mengembangkan senjata untuk menarik perhatian seseorang atau mempengaruhi kebijakannya. Saya pikir pemerintahan baru AS jelas telah mengambil langkah pertama yang salah," cetusnya seperti dilansir Reuters.

Disebutkan Ri bahwa AS masih bersikeras menggunakan 'logika mirip gangster' dengan membawa aset nuklir strategis ke Korea Selatan (Korsel) dan menguji coba rudal balistik antarbenua sesuai keinginan, namun melarang Korut melakukan uji coba senjata taktis.

"Kami tahu betul apa yang harus kami lakukan. Kami akan terus meningkatkan kekuatan militer kami yang paling menyeluruh dan luar biasa," tegas Ri.

Komentar Korut ini disampaikan saat AS telah memasuki tahap akhir dalam peninjauan kebijakan untuk Korut, dengan sinyal tegas soal denuklirisasi, sanksi dan persoalan hak asasi manusia (HAM).

Profesor Leif-Eric Easley, dari Ewha University di Seoul, menyebut pernyataan Ri 'pada dasarnya merupakan ancaman bahwa Korea Utara akan merespons pengkajian kebijakan AS dengan lebih banyak uji coba'.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads