China Undang Italia Datang ke Xinjiang untuk Buktikan Genosida Uighur

China Undang Italia Datang ke Xinjiang untuk Buktikan Genosida Uighur

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Kamis, 25 Mar 2021 11:48 WIB
Sebuah lembaga think tank Australia melaporkan bahwa otoritas China telah menghancurkan ribuan masjid di Xinjiang dalam beberapa tahun ini.
Kondisi warga Uighur di Xinjiang (Foto: Getty Images)
Roma -

Duta Besar (Dubes) China untuk Italia menyarankan para anggota parlemen Italia untuk datang langsung mengunjungi wilayah Xinjiang. Saran itu disampaikan Li Junhua pada Rabu (24/3) waktu setempat agar Italia bisa melihat sendiri apakah minoritas Muslim Uighur setempat benar-benar mengalami genosida atau tidak.

Seperti dilansir AFP, Kamis (25/3/2021) usai meningkatnya ketegangan antara negara-negara Barat dan China terkait catatan Hak Asasi Manusia (HAM), Li Junhua berbicara pada pertemuan dengan para anggota parlemen Italia.

"Saya mengundang Anda untuk pergi ke Xinjiang secara pribadi dan melihat kenyataannya, serta memahami apakah benar-benar ada genosida, apakah Uighur dalam 20 tahun terakhir benar-benar terlihat mengalami genosida," katanya kepada Komite Urusan Luar Negeri di majelis rendah Parlemen Italia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kapan pun Anda ingin pergi, beri tahu saya, beri tahu kedutaan agar kami bisa mengaturnya," imbuh Li.

Kelompok-kelompok HAM mengatakan setidaknya satu juta orang Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp di Xinjiang, di mana pihak berwenang juga dituduh mensterilkan wanita secara paksa dan melakukan kerja paksa.

ADVERTISEMENT

China membantah keras tuduhan tersebut, dengan mengatakan program pelatihan, skema kerja dan pendidikan yang lebih baik telah membantu memberantas ekstremisme di wilayah barat laut dan meningkatkan pendapatan.

Sejak 2019, China mengatakan telah mengundang para diplomat asing untuk mengunjungi Xinjiang. Namun, para delegasi Uni Eropa saat itu mengklaim orang-orang yang mereka temui, berbicara seperti diberi 'naskah', sementara perjalanan lain yang direncanakan oleh duta besar Uni Eropa bulan ini terhenti.

[Gambas:Video 20detik]




Pada hari Senin (22/3), Uni Eropa, Inggris, dan Kanada memasukkan empat mantan pejabat dan pejabat Xinjiang saat ini ke dalam daftar hitam atas tuduhan perlakuan pelanggaran HAM terhadap Uighur. Sementara itu, Amerika Serikat juga mengambil tindakan serupa.

Merespons sanksi itu, China bereaksi dengan mengeluarkan larangan masuk untuk 10 orang Eropa, sehingga mendorong Italia, Prancis, Jerman, dan pemerintah Uni Eropa lainnya untuk memanggil duta besar China setempat untuk mengajukan keluhan.

"Selama pertemuan dengan Li, Wakil Menteri Luar Negeri Italia, Marina Sereni menyoroti solidaritas Italia dengan semua yang terkena dampak sanksi China yang tidak dapat diterima," kata kementerian luar negeri Italia.

Berbicara kepada anggota parlemen, Li berpendapat bahwa China "dipaksa untuk bereaksi" terhadap tindakan permusuhan. "Jika hanya Uni Eropa yang dapat menjatuhkan sanksi kepada China dan China tidak dapat melakukan hal yang sama, apakah kita memiliki hubungan yang adil dan setara?" cetus Li.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads