Berang, China Tuduh Uni Eropa Munafik Soal Sanksi Terkait Uighur

Berang, China Tuduh Uni Eropa Munafik Soal Sanksi Terkait Uighur

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Rabu, 24 Mar 2021 17:36 WIB
China bersikeras kebijakan atas warga Muslim Uighur di Xinjiang tidak ada yang salah dan harus diterapkan dalam jangka waktu yang lama
Ilustrasi etnis Uighur di China (Foto: BBC World)
Beijing -

Pemerintah China menuduh pihak Uni Eropa "munafik" usai kedua belah pihak memanggil perwakilan masing-masing terkait ketegangan soal kasus hak asasi manusia warga Muslim Uighur di Xinjiang.

"Uni Eropa hanya mengizinkan dirinya sendiri secara sewenang-wenang mencoreng dan menyerang pihak lain, dan bahkan secara sewenang-wenang menjatuhkan sanksi berdasarkan informasi palsu dan kebohongan, tetapi tidak mengizinkan China untuk berbicara kembali atau melawan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying.

"Ini merupakan standar ganda, manifestasi dari penindasan dan kemunafikan," imbuhnya, seperti dilansir AFP, Rabu (24/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prancis, Jerman, dan negara Uni Eropa lainnya telah memanggil duta besar China untuk memprotes sanksi yang dijatuhkan oleh China, termasuk sanksi terhadap lima anggota Parlemen Eropa serta dua badan Uni Eropa dan dua lembaga think-tank.

Sanksi China diberikan sebagai tanggapan balas dendam usai Uni Eropa, Inggris, dan Kanada memasukkan empat mantan pejabat dan pejabat China ke dalam daftar hitam di wilayah Xinjiang, China.

ADVERTISEMENT

China pun memanggil utusan Uni Eropa dan Inggris di Beijing atas langkah terkoordinasi tersebut.

Kelompok HAM mengatakan setidaknya satu juta orang dari etnis Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp di Xinjiang, di mana China juga dituduh memerintahkan kerja paksa dan mensterilkan wanita secara paksa.

China membantah keras tuduhan tersebut, dengan mengatakan program pelatihan, skema kerja dan pendidikan yang lebih baik telah membantu memberantas ekstremisme di wilayah itu serta meningkatkan pendapatan warga.

Tonton juga Video: China-Uni Eropa Saling Balas Sanksi Terkait Pelanggaran HAM Uighur

[Gambas:Video 20detik]



AS, yang telah menjatuhkan sanksi kepada dua pejabat China pada Juli 2020, memberikan sanksi kepada dua pejabat lainnya. Tindakan itu memimpin upaya pembentukan front persatuan melawan China tentang masalah-masalah pelanggaran hak asasi di Xinjiang dan Hong Kong, hingga klaim China atas Laut China Selatan.

Saat ini, China menikmati hubungan yang relatif dekat dengan Uni Eropa, yang telah dibungkam karena memburu pakta perdagangan dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Namun, ketegangan muncul ketika Uni Eropa berupaya merumuskan strategi terhadap China pada saat ketegangan antara China-AS muncul.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads