Pemerintah Turki geram dan mengecam Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang menyebut Ankara mencoba mencampuri pemilihan presiden (pilpres) mendatang di negara itu. Turki menyebut tuduhan Macron itu 'tidak bisa diterima'.
Seperti dilansir AFP, Kamis (25/3/2021), komentar itu disampaikan Macron dalam wawancara dengan televisi Prancis pekan ini. Macron menyebut Turki 'sedang memainkan opini publik' dan menyebarkan 'kebohongan' di Prancis melalui penggunaan media yang dikontrol oleh pemerintah.
"Akan ada upaya intervensi dalam pemilihan presiden (Prancis) mendatang (tahun 2022)," cetus Macron dalam wawancara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataannya menyebut perkataan Macron 'tidak bisa diterima dan bertentangan dengan persahabatan dan aliansi antara kedua negara'.
Komentar terbaru Macron ini semakin memperpanjang perseteruannya dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang beberapa waktu terakhir saling adu argumen sengit termasuk terkait posisi berbeda dalam sejumlah konflik kawasan.
Perselisihan keduanya mencapai titik terendah saat Erdogan meminta Macron menjalani 'pemeriksaan kejiwaan' dan mendorong warga Prancis untuk 'menyingkirkan' presiden mereka, saat ketegangan meningkat akibat undang-undang Prancis yang menindak Islam radikal di wilayahnya.
Beberapa bulan sebelumnya, Macron mencetuskan bahwa rakyat Turki 'pantas mendapatkan sesuatu yang lain' selain kebijakan Erdogan.
Simak juga 'Soal Kudeta PM Armenia, Turki Tak Yakin Militer Pelakunya':
Pernyataan terbaru Turki pada Rabu (24/3) waktu setempat menyebut komentar Macron yang 'berbahaya' mengancam 800 ribu anggota komunitas Turki di Prancis.
Pada Januari lalu, Turki mengumumkan bahwa Erdogan dan Macron saling bertukar surat pribadi, dalam hal yang disebut Turki sebagai upaya untuk memperbaiki hubungan kedua negara. Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataannya menyebut komentar terbaru Macron merusak upaya tersebut.
"Kami pikir pernyataan dari Macron ini sangat disayangkan dan tidak konsisten ketika kami mengambil langkah-langkah untuk menghilangkan ketegangan... dengan ketenangan dan persahabatan," sebut pernyataan Turki tersebut.