Dubes China untuk Italia di Roma mengundang anggota parlemen Italia ke Xinjiang, China. Undangan tersebut agar anggota parlemen Italia melihat langsung kondisi warga Uighur.
Seperti dilansir AFP, Kamis (24/3/2021), Dubes China Li Junhua berbicara pada sidang anggota parlemen Italia di tengah meningkatnya ketegangan antara negara-negara Barat dan China atas catatan hak asasi manusia Beijing-ketegangan yang sebelumnya membuatnya dipanggil ke kementerian luar negeri.
"Saya mengundang Anda untuk pergi ke Xinjiang secara pribadi...melihat kenyataan, dan memahami apakah benar-benar ada genosida, jika Uighur dalam 20 tahun terakhir benar-benar melihat genosida," kata Li Junhua kepada komite urusan luar negeri di majelis rendah parlemen Italia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapan pun Anda ingin pergi, beri tahu saya, beri tahu kedutaan agar kami bisa mengaturnya," tambah Li.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan setidaknya satu juta orang Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp di Xinjiang, di mana pihak berwenang juga dituduh mensterilkan wanita secara paksa dan melakukan kerja paksa.
China membantah keras tuduhan tersebut, dengan mengatakan program pelatihan, skema kerja dan pendidikan yang lebih baik telah membantu memberantas ekstremisme di wilayah barat laut dan meningkatkan pendapatan.
Sejak 2019, China mengatakan telah mengundang diplomat asing untuk mengunjungi Xinjiang, tetapi delegasi Uni Eropa (UE) tahun itu mengklaim orang-orang yang mereka temui berbicara dari naskah, sementara perjalanan lain yang direncanakan oleh duta besar UE bulan ini terhenti.
Pada Senin (22/3), Uni Eropa, Inggris, dan Kanada memasukkan empat mantan pejabat dan pejabat saat ini dari Xinjiang ke dalam daftar hitam yang dituduh menindak UIghur, dan Amerika Serikat mengambil tindakan serupa.
China bereaksi dengan mengeluarkan larangan masuk untuk 10 orang Eropa, mendorong Italia, Prancis, Jerman, dan pemerintah Uni Eropa lainnya untuk memanggil duta besar China setempat untuk mengajukan keluhan.
Selama pertemuan dengan Li, Wakil Menteri Luar Negeri Marina Sereni menyoroti solidaritas Italia dengan semua yang terkena dampak sanksi China yang tidak dapat diterima, kata kementerian luar negeri Italia.
Berbicara kepada anggota parlemen, Li berpendapat bahwa China 'dipaksa untuk bereaksi' terhadap tindakan permusuhan. "Jika hanya UE yang dapat menjatuhkan sanksi kepada China dan China tidak dapat melakukan hal yang sama, apakah kita memiliki hubungan yang adil dan setara?" dia berkata.
(rfs/rfs)