.webp)
Pemerintah Rusia menyesalkan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak merespons tawaran Presiden Vladimir Putin untuk berdialog di depan publik dengan Presiden Joe Biden.
Seperti dilansir AFP, Senin (22/3/2021), tawaran dialog itu disampaikan Putin pekan lalu, saat mengomentari pernyataan Biden yang menyebut dirinya 'pembunuh'.
"Satu kesempatan lagi telah dilewatkan untuk mencari jalan keluar dari buntunya hubungan Rusia-AS," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanggung jawab untuk itu sepenuhnya berada di tangan Amerika Serikat," imbuh pernyataan itu.
Komentar Biden yang menyebut Putin sebagai 'pembunuh' itu disampaikan dalam wawancara dengan ABC News, pekan lalu. Saat ditanya apakah dirinya berpikir bahwa Putin, yang dituduh memerintahkan diracunnya tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, sebagai 'pembunuh', Biden menjawab: "I do."
Putin mencemooh komentar Biden itu, dengan melontarkan kiasan yang jika diterjemahkan berbunyi 'maling teriak maling' atau setara dengan 'siapa yang menuduh, sebenarnya dia pelakunya'.
Dia juga mendoakan agar Biden yang berusia 78 tahun itu tetap dalam kesehatan yang baik.
Simak juga Video: Putin Undang Joe Biden untuk Melanjutkan Diskusi
Tidak hanya itu, Putin juga menawarkan untuk menggelar dialog langsung secara virtual dengan Biden. Dia menyarankan agar dirinya dan Biden melakukan 'diskusi langsung secara terbuka' dan mengundang Biden untuk melakukan 'siaran langsung' antara Jumat (19/3) atau Senin (22/3) ini.
Kepada wartawan pada Jumat (19/3) waktu setempat, Biden menuturkan kepada wartawan bahwa dirinya dan Putin akan berbicara 'pada suatu saat nanti'.
Komentar Biden soal Putin itu memicu krisis terbesar dalam hubungan bilateral AS dan Rusia dalam beberapa tahun terakhir. Rusia menarik pulang Duta Besarnya di Washington untuk konsultasi darurat -- langkah yang belum pernah terjadi dalam sejarah diplomatik modern kedua negara.
