Kematian Terus Bertambah, Nakes Ikut Demo Anti-kudeta Myanmar!

Kematian Terus Bertambah, Nakes Ikut Demo Anti-kudeta Myanmar!

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Minggu, 21 Mar 2021 14:06 WIB
Generasi Z Myanmar Memainkan Peran Penting dalam Protes Melawan Militer
Demo antikudeta Myanmar (Foto: DW News)
Yangon -

Para dokter dan perawat di Myanmar ikut berunjuk rasa di sejumlah jalan pada Minggu pagi waktu setempat untuk menghindari konfrontasi dengan pasukan keamanan, setelah tindakan kekerasan mematikan terjadi.

Seperti dilansir AFP, Minggu (21/3/2021) Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, yang memicu protes nasional menuntut kembalinya demokrasi.

Pasukan keamanan menanggapinya dengan kekuatan mematikan, menggunakan peluru tajam, gas air mata dan peluru karet dalam upaya untuk menghentikan demonstrasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, kekerasan gagal menghalangi ratusan dokter dan perawat yang mengenakan 'pelindung kepala' dan mengacungkan poster Suu Kyi saat mereka berbaris di Mandalay, kota dan ibu kota budaya terbesar kedua di Myanmar.

Mandalay kerap menjadi lokasi sejumlah kekerasan yang dilakukan polisi dan pasukan keamanan sejak kudeta. Media lokal mengatakan unjuk rasa itu dilakukan saat fajar untuk menghindari pasukan keamanan.

ADVERTISEMENT

Demonstrasi terjadi sehari setelah kelompok pemantau lokal mengkonfirmasi pembunuhan empat pengunjuk rasa di tangan pasukan keamanan di seluruh negeri. Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), dua dari kematian itu terjadi di ibu kota komersial Yangon.

Para pengunjuk rasa melakukan protes dengan membawa cahaya lilin di kota utara Kale dan meninggalkan rambu-rambu di jalan yang menyerukan intervensi PBB untuk menghentikan kekerasan di Myanmar.

Simak video 'Kejahatan Kemanusiaan di Myanmar':

[Gambas:Video 20detik]



Menurut AAPP, hampir 250 orang tewas sejak kudeta terjadi. Bahkan diperkirakan jumlah kematian sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Sementara, lebih dari 2.300 lainnya telah ditahan.

Kecaman internasional yang dilakukan Amerika Serikat, Belgia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejauh ini gagal menghentikan pertumpahan darah di Myanmar.

Menteri luar negeri Uni Eropa diharapkan menyetujui sanksi terhadap 11 pejabat junta militer pada pertemuan pada hari Senin mendatang.

Halaman 2 dari 2
(izt/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads