China yang merupakan sekutu dekat Myanmar menyerukan agar diplomasi dan dialog dikerahkan untuk meredakan ketegangan yang terjadi usai kudeta militer di Myanmar. Otoritas China menegaskan pihaknya siap memainkan peran konstruktif dalam upaya meredakan ketegangan.
"Sekarang saatnya de-eskalasi. Saatnya diplomasi. Saatnya dialog," cetus Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Zhang Jun, seperti dilansir AFP, Kamis (11/3/2021).
Seruan itu disampaikan Zhang setelah Dewan Keamanan PBB merilis pernyataan bersama yang isinya mengecam kudeta yang dilakukan militer Myanmar terhadap pemerintahan sipil yang terpilih secara demokratis dan dipimpin oleh Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan bersama yang disepakati DK PBB itu 'mengecam keras penggunaan kekerasan terhadap demonstran damai' di Myanmar. Pernyataan ini menjadi wujud persatuan langka di antara negara anggota DK PBB, termasuk China.
Zhang menyatakan bahwa: "China berpartisipasi dalam (pernyataan) negosiasi secara konstruktif."
"Penting bagi anggota Dewan untuk bicara dalam satu suara. Kami berharap pesan Dewan akan kondusif untuk meredakan situasi di Myanmar," sebut Zhang.
"Komunitas internasional seharusnya menciptakan lingkungan yang memungkinkan pihak-pihak terkait di Myanmar untuk menyelesaikan perbedaan di bawah kerangka konstitusional dan hukum," cetusnya.
Simak video 'Dewan Keamanan PBB Setujui Rancangan Kecaman Aparat Myanmar':
Dia menegaskan bahwa China fokus pada rakyat Myanmar dan siap berperan aktif dalam meredakan ketegangan.
"Kebijakan bersahabat China terhadap Myanmar adalah untuk seluruh rakyat Myanmar. China siap terlibat dan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait, dan memainkan peran konstruktif dalam meredakan situasi terkini," tandas Zhang.