Pengacara keluarga guru Prancis, Samuel Paty, yang dipenggal terkait karikatur Nabi Muhammad melontarkan kemarahannya atas kebohongan yang terungkap dalam kasus tersebut.
Seperti dilansir AFP, Selasa (9/3/2021), Paty yang seorang guru sekolah menengah di sebuah kota dekat Paris, dibunuh oleh seorang pemuda radikal asal Chechnya, setelah dia menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada siswa dalam kelasnya saat membahas kebebasan berbicara.
Dalam pengakuan terbaru kepada polisi, seorang siswi berusia 13 tahun mengakui telah berbohong dan secara keliru menuduh Paty meminta siswa Muslim meninggalkan kelas saat dia akan menunjukkan karikatur kontroversial itu. Faktanya, siswi itu tidak hadir dalam kelas Paty karena sedang diskorsing setelah berulang kali membolos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Segala sesuatu dalam penyelidikan menunjukkan sejak awal bahwa dia berbohong," ucap pengacara keluarga Paty, Virginie Le Roy, kepada radio RTL.
Le Roy menyebut dirinya 'skeptis' dengan versi yang diceritakan oleh siswi tersebut, yang menyebut dia memandang dirinya sebagai juru bicara untuk murid-murid lain dan ingin mengesankan ayahnya.
"Juru bicara apa? Untuk kebohongan, peristiwa yang tidak pernah terjadi? Penjelasan ini tidak meyakinkan saya dan membuat saya agak marah karena faktanya serius, itu tragis," imbuhnya.
Siswi 13 tahun itu mengakui dirinya mengarang cerita setelah mendengar penuturan teman-temannya, karena tidak ingin membuat ayahnya marah soal dirinya yang diskorsing. Kepada ayahnya, siswi itu menyatakan bahwa dia diskorsing selama dua hari setelah menyatakan tidak setuju dengan Paty yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad.
Tonton juga Video: Penusukan di Prancis, Israel: Tak Ada Perang Antara Yahudi-Muslim