Dubes Myanmar Serukan Pembebasan Suu Kyi, Inggris Beri Pujian

Dubes Myanmar Serukan Pembebasan Suu Kyi, Inggris Beri Pujian

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Selasa, 09 Mar 2021 14:56 WIB
Aksi tolak kudeta militer masih berlangsung di Myanmar. Para demonstran antikudeta pun kembali turun ke jalan menyusul seruan serikat pekerja untuk mogok massal
Demonstrasi di Myanmar terus digaungkan untuk lawan junta militer (Foto: AP Photo)
London -

Duta Besar (Dubes) Myanmar untuk Inggris, Kyaw Zwar Minn, menyerukan pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint yang ditahan setelah kudeta kudeta militer Myanmar. Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab memuji Minn atas "keberaniannya" itu.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (9/3/2021), ketika gelombang antikudeta kian memanas untuk melawan junta Myanmar, Dubes Myanmar itu mengatakan dia memilih "jalur diplomatik. Jawaban untuk krisis saat ini hanya bisa di meja perundingan".

"Kami meminta pembebasan Penasihat Negara Daw Aung San Suu Kyi dan Presiden U Win Myint," katanya dalam pernyataan di halaman Facebook Kedutaan setelah berbicara dengan Raab dan menteri Inggris untuk Asia, Nigel Adams.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, pemerintah Inggris telah menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi dan para pemimpin lainnya yang digulingkan dalam kudeta militer 1 Februari, dan menuntut pemulihan demokrasi.

"Saya memuji keberanian dan patriotisme Duta Besar Myanmar Kyaw Zwar Minn dalam menyerukan pembebasan Aung Sung Suu Kyi dan Presiden U Win Myint dan agar hasil pemilu 2020 dihormati," kata Raab dalam sebuah pernyataan.

ADVERTISEMENT

Pekan lalu, kedutaan Myanmar di Washington, Amerika Serikat juga mengisyaratkan pemutusan hubungan dengan junta militer. Pihaknya mengeluarkan pernyataan yang mengecam kematian warga sipil yang memprotes kudeta dan menyerukan pihak berwenang untuk "menahan diri sepenuhnya".

Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan, polisi dan militer telah menewaskan lebih dari 50 orang demonstran antikudeta sejak kudeta militer 1 Februari.

Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener pada hari Jumat (5/3) menuntut diakhirinya "penindasan" terhadap pengunjuk rasa dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak.

Tetapi para diplomat mengatakan Dewan Keamanan PBB tidak mungkin menyetujui tindakan internasional apa pun terhadap junta militer Myanmar. Ini dikarenakan China yang memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB, secara historis bersekutu dengan para jenderal Myanmar, dan tak akan menyetujui tindakan internasional terhadap negara itu.

Tonton video 'Biarawati di Myanmar Berlutut di Depan Polisi':

[Gambas:Video 20detik]



(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads