Tak Memihak, China Siap Berperan Redakan Ketegangan di Myanmar

Tak Memihak, China Siap Berperan Redakan Ketegangan di Myanmar

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 08 Mar 2021 12:44 WIB
Chinese Foreign Minister Wang Yi, left, and Norwegian Foreign Minister Ine Eriksen Soreide hold a press conference after political talks they had earlier in the evening in Oslo, Thursday, Aug. 27, 2020. The visit is part of a round trip to several European countries. (Heiko Junge/NTB scanpix via AP)
Wang Yi (dok. Heiko Junge/NTB scanpix via AP)
Beijing -

Diplomat senior China menyatakan pemerintahan negaranya bersedia terlibat dengan 'semua pihak' untuk meredakan krisis di Myanmar, negara tetangganya. China menegaskan tidak memihak dalam krisis politik yang kini melanda Myanmar.

Seperti dilansir Reuters, Senin (8/3/2021), hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, yang juga menjabat State Councillor atau Anggota Dewan Negara China, yang berada langsung di bawah Wakil Perdana Menteri dan di atas Menteri lainnya, dalam konferensi pers pada Minggu (7/3) waktu setempat.

Myanmar dilanda kudeta militer pada 1 Februari lalu dan pemimpin de-facto Aung San Suu Kyi ditahan hingga kini. Dalam beberapa waktu terakhir, unjuk rasa menentang kudeta semakin meluas, dengan pemerintahan junta militer juga meningkatkan respons sarat kekerasan terhadap para demonstran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) baru-baru ini menyebut lebih dari 50 demonstran Myanmar tewas dalam unjuk rasa sejak kudeta.

Otoritas China sebelumnya menyebut situasi di Myanmar saat ini 'sama sekali bukan yang ingin disaksikan oleh China'. China juga menepis rumor di media sosial yang menyebut negara ini terlibat dalam kudeta militer di Myanmar, dengan menyebutnya sebagai omong kosong.

ADVERTISEMENT

"China...bersedia untuk menghubungi dan berkomunikasi dengan semua pihak atas dasar menghormati kedaulatan dan kehendak rakyat Myanmar, sehingga bisa memainkan peran konstruktif dalam meredakan ketegangan," tutur Wang dalam konferensi pers di sela-sela rapat tahunan parlemen China.

Sementara negara-negara Barat mengecam keras kudeta Myanmar, China terkesan lebih berhati-hati dengan menekankan pentingnya stabilitas.

Meskipun begitu, China ikut menyetujui pernyataan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan pembebasan Suu Kyi dan tokoh politik lainnya yang ditahan militer Myanmar. China juga menyuarakan kekhawatiran atas penetapan masa darurat di Myanmar.

"China telah sejak lama berinteraksi secara bersahabat dengan seluruh pihak dan faksi di Myanmar, termasuk (Partai) Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), dan persahabatan dengan China selalu menjadi konsensus semua sektor di Myanmar," sebut Wang dalam pernyataannya.

NLD merupakan partai yang didirikan Suu Kyi. Dalam pemilu pada November tahun lalu, NLD menang telak namun junta militer bersikeras meyakini ada kecurangan di balik kemenangan itu. Militer Myanmar sebelumnya menjelaskan bahwa kudeta dilakukan setelah komisi pemilihan umum menolak tuduhan kecurangan dalam pemilu November tahun lalu.

"Tidak peduli bagaimana situasi di Myanmar berubah, tekad China untuk memajukan hubungan China-Myanmar tidak akan goyah, dan arah China untuk memajukan kerja sama China-Myanmar yang bersahabat tidak akan berubah," cetus Wang.

Pada Sabtu (6/3) lalu, seorang pelobi Israel-Kanada yang disewa junta militer Myanmar menuturkan bahwa para jenderal militer ingin meninggalkan politik usai kudeta dan berupaya meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat (AS), dan menjauhkan diri dari China.

Sejumlah unjuk rasa antikudeta di Myanmar, yang dihadiri ratusan ribu orang, digelar di luar Kedutaan Besar China di Yangon, dengan para demonstran menuduh China mendukung junta militer. Namun otoritas China menegaskan pihaknya tidak diberitahu sebelumnya soal kudeta militer itu.

China, secara tradisional, dipandang dengan penuh kecurigaan di Myanmar, di mana negara itu memiliki kepentingan ekonomi dan strategis, dan kerap mendukung posisi Myanmar terhadap kritikan Barat.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads